SITUS JUDI ONLINE TERBAIK DI ASIA

SITUS TERPERCAYA SE ASIA

SAHABAT POKER AGEN DOMINO99, POKER ONLINE, BANDARQ TERBAIK DI ASIA

SAHABAT POKER

Menyediakan Deposit Pulsa Telkomsel Dan XL.

SITUS TERBAIK DI ASIA

Menyediakan 6 Jenis Bank Lokal

SITUS BONUS YANG WAW!

Sahabat Poker Menyediakan Bonus Yang Pastinya Menakjubkan !

TERSEDIA 9 JENIS GAME 1 USER ID

Bisa Menikmati 9 Jenis Game Dengan 1 User ID Di Aplikasi PKV

Jumat, 28 Februari 2020

Ngeseks Dengan Tante Muda Cantik Yang Begitu Montok



Sebut saja namaku Veri dan usiaku saat ini 23 tahun. Sekarang ini aku masih kuliah di sebuah universitas dikotaku.

nyata yang akan ku ceritakan kali ini terjadi sekitar 3 bulan yang lalu.

Malam itu, aku ada kuliah malam dikampusku yang memaksaku untuk pulang sampai larut malam. Jarak rumahku dengan kampusku juga

lumayan jauh, sekitar 15km. Setelah kuliah malam selesai, aku pun langsung bergegas pulang. Ditengah-tengah perjalanan aku terasa

kebelet kencing, dan langsung menghentikan laju motorku dan aku langsung kencing di pinggir jalan di balik pohon besar.

Selesai kencing, aku pun langsung melanjutkan perjalananku. Namun baru baru beberapa meter saja dari kejauhan aku melihat ada

sesosok seorang perempuan yang berdiri sendirian di pinggir jalan seperti menunggu angkutan umum. Semakin kudekati sosok perempuan

tersebut semakin jelas. Dan aku pun menghentikan motorku dan kutanyalah si perempuan tersebut.


“Malam mbak, lagi nunggu siapa mbak??”. Namun perempuan tersebut tidak menjawabku.

“Tenang mbak, aku orang baik-baik kok mbak, aku nggak mungkin ngapa-ngapain mbak kok, perkenalkan namaku Veri” ujarku sambil

mengulurkan tanganku.

Kemudian perempuan tersebut menatapku dan barulah dia mau berbicara

“Aku Rin, kalau jam segini apa masih ada angkot lewat sini? tanyanya.

“Duh mbak ngajak bercanda aja, jam segini ya nggak mungkin ada angkot lewat sini mbak, emang mbaknya mau kemana?” tanyaku balik.

“Mau ke xxx, Mas” dia menyebutkan sebuah daerah yang dimana kebetulan aku tau tempatnya.

“Owhh… disitu mbak, aku tau tempatnya kok mbak, kalau aku anter mbak mau nggak?” tawarku.

“Emmm.. Tapi aku nggak diapa-apain kan mas?” tanyanya seakan ragu.

“Sumpah mbak, mbak pasti aman kok” jawabku.

Akhirnya dia mau aku antarkan dengan membonceng pakai motorku dan aku langsung menuju tempat tujuan yang di maksud sama mbak Rin.

Sepanjang perjalanan aku juga mengajaknya mengobrol tentang dari mana asalnya dan kenapa kok bisa berhenti di tengah jalan seperti

tadi, dan di situlah aku mengetahui kalau mbak Rin adalah seorang janda muda yang cantik.

Mbak Rin juga memiliki bentuk tubuh yang ideal untuk seorang perempuan dengan tinggi badan 160cm. badan langsing dengan berat

badan kira-kira 52kg dan juga bentuk dan toket yang sangat indah. Toketnya berukuran kira-kira 35b, sungguh mantap sekali. Karena

waktu aku mboncengin mbak Rin, punggungku terasa menempel gundukan empuk yang aku rasakan begitu besar. Sempat saja kemaluanku


merasakan getaran sehingga membuatnya menjadi agak mengeras, namun aku berusaha mengendalikan diri.
Hampir 30 menit perjalanan akhirnya sampailah di tempat tujuan yang dimaksudkan mbak Rin, dan aku pun berhenti.

“Mbak sudah sampai, Betul ini kan rumah yang mbak Rin cari?”

“Iya mas betul, makasih banyak ya mas, ini mas buat beli bensin” ujarnya sambil mengulurkan uang 100ribuan kepadaku.

“Ahh nggak usah mbak, aku ikhlas kok mbak, tapi aku boleh kan minta kontak  W.a nya?

“Iya Boleh mas, tapi ini uangnya juga di terima ya mas” kata mbak Rin.

“Udah mbak nggak usah, ini aku masih ada uang kok” jawabku.

“Ini mas Nomor W.A ku

Lalu aku langsung Add W.a nya  dan aku langsung bergegas pulang, tapi sebelum pulang aku berkata,

“Aku pulang dulu ya mbak, kapan-kapan bisa ketemu lagi kan?” tanyaku

Mbak Rin hanya mengangguk dengan seyuman manisnya, dan aku pun langsung melajukan sepeda motorku meninggalkan mbak Rin.

Esok harinya aku sempat lupa kalau aku tadi malam dapat kenalan janda baru, namun setelah aku membuka hp aku mendapati di recent

updtae mbak Rin mengganti foto profilnya dengan fotonya yang terlihat sangat sexy. Di foto profilnya saat itu mbak Rin mengenakan

tengtop yang menutup tubuh bagian atasnya tanpa menggunakan Bra. Sehingga terlihat toket mbak Rin yang montok dan nampak masih

padat di luar baju tengtopnya di mbak Rin kenakan.

Aku pun langsung mencoba iseng-iseng menggodanya lewat chat Wa mbak Rin

“Wow.. seksi banget mbak?” kataku.

Dia pun langsung membalas,
“Aaahhh… nggak kok mas,, biasa aja kok mas” jawabnya
“Beneran kok mbak…, maaf itu mbak apa nggak pakai Bra ya?? Kok toketnya mbak terlihat begitu besar”tanyaku.
“Hehe iya mas, aku dah biasa begini kok mas kalau dirumah”
“Waahhhh… asikk ya mbak kalau maen kerumah mbak, bisa lihat mbak Rin nggak pakai Bra” candaku.
“Ihh.. genit banget sih kamu, emang nggak pernah lihat yang begituan ya??” tanya mbak Rin
“Hhehe.. pernah sih mbak, tapi cuma di film, tapi kalu lihat langsung aku belum pernah mbak” jawabku.
“Kamu pengen lihat yang langsung?” tanya mbak Rin.
“Emang kalau mau lihat yang langsung lihat punya siapa mbak??? lihat punya mbak Rin boleh?” jawabku sambil tertawa
“Kalau kamu mau main kesini sekarang, rumah yang tadi malam kamu nganterin mbak, mbak tunggu mumpung ini mbak juga lagi kesepian



di rumah sendiri” katanya
“Wkwkwkwkwkwk… beneran nih mbak” tanyaku seakan nggak percaya.
“Iyaa buruan, nggak pakai lama” jawabnya singkat.

Aku pun langsung bergegas meluncur ke rumah mbak Rin, dan tak sampai 30 menit aku sudah sampai di depan rumah mbak Rin. Terlihat

rumah mbak Rin sangat sepi, pintu rumahnya pun terlihat juga tertutup. Namun dari arah jendela depan rumahnya, terlihat mbak Rin

melambaikan tangannya kepadaku. Aku pun langsung turun dari sepeda motorku dan langsung menuju pintu depan rumah mbak Rin.

Tanpa menunggu lama, mbak Rin langsung membukakan pintu dan langsung mempersilahkanku masuk. Sampai didalam rumah aku dilihatkan

pemandangan yang sangat indah mempesona sekali. Aku disuguhi penampilan mbak Rin yang sangat seksi dengan hanya mengenakan tengtop

tanpa bra yang membungkus sebuah gundukan di dalamnya.
“Mau santai apa mau cepet” ucap mbak Rin membuka obrolan dengan nada yang erotis.
“Aaa.. aakuuuuu… ngikut mbak Rin aja” jawabku dengan tersendat-sendat sambil terus melihat tubuh mbak Rin.

Tanpa menjawab lagi Mbak Rin langsung mendorongku ke kursi sofa yang berada didalam ruangan tengah rumahnya. Aku pun terlentang

BACA JUGA : Akhirnya Bisa Nikmati Badan Nita Si Bahan Bacol ku 

dan mbak Rin pun langsung menindihku dari atas. Tanpa bisa menolak lagi, aku pun mengikuti permainan mbak Rin.
Dilumat habis mulutku oleh mbak Rin dan aku pun berusaha mengimbanginya dengan pengalaman dari film xxx yang sering aku tonton.

Terus kami salng berpagutan hingga suara bibir kami pun terdengar, yang membuat nafsuku bertambah melambung. Hingga aku tak kuasa

menahan, tanganku mulai memegang toket mbak Rin. Aku elus-elus, hingga aku meremas-remas toketnya yang montok dan kenyal itu.

Nafsu kami berdua makin lama makin menggila, aku membalikkan tubuh mbak Rin hingga sekarang aku berada diatas tubuh mbak Rin. Aku

mulai melepas tengtop mbak Rin dan keluarlah dua gundukan yang kencang dan montok tersebut.
“Sekarang kamu sudah lihat kan Ver, gimana menurutmu Ver? tanya mbak Rin dengan wajah binalnya.
“Wow… bener-bener mantap mbak, boleh aku jilatin ya mbak??” tanyaku.
Namun tanpa menunggu mbak Rin menjawab, aku langsung memainkan toketnya. Aku jilati puting susunya yang berwarna kecoklatan itu.Sahabatpoker Agen Domino99, Poker Online, Bandarq Terbaik Di Asia

Sambil terus menjilati puting susunya, mbak Rin mendesah di sebelah kupingku yang membuatku tambah bernafsu.

Sambil terus menjilati puting susu mbak Rin tanganku juga meremas-remas toket satunya. Terus sampai kujilati juga lehernya yang

putih mulus.
Ooohhhhh.. Ver, kamu bikin mbak nafsu Ver,, terussss Ver… oohhhh..” desah mbak Rin.
Setelah puas memainkan toket dan leher mbak Rin, sekarang aku mulai menjilati perut mbak Rin naik turun, hingga sampai di

kemaluannya yang masih terbungkus CD nya. Desahan dan erangan terus keluar dari mulut mbak Rin. Aku yang juga semakin tak kuasa

langsung melepas celana dalam mbak Rin yang masih terpakai.
Dan waooowww,,, rambut kemaluan mbak Rin terawat sekali terlihat dari bentuk rambut kemaluanya dan juga selangkanganya yang sangat

bersih. Kemaluan mbak Rin juga sangat menawan dengan masih berwarna merah menantang. membuatku sangat ngiler dan tanpa menunggu

lama lagi, aku langsung melahap bibir kemaluan mbak Rin.
“Slllrrruupppppp………Sllllrruuppppp…..” suara jilatanku ke kemaluan mbak Rin yang membuat tubuh mbak Nurul menggelinjang-gelinjang

keenakan.
“Oohhhhh… uuuhhhhhh… oooohhhhh…. Verrr… benar-benar nikmat Verrr… ooohhhh” desahan keenakan yang tak kunjung henti dari mulut mbak

Rin ketika aku menjilati kemaluanya.

Lidahku terus bergerilya di klitoris mbak Rin, dan jari tengahku pun kutusukkan ke dalam lubang memeknya. Pelan.. pelan..

pelaannnn… dan semakin cepat jari tengahku menusuk-nusuk lubang kemaluan mbak Rin hingga tubuh mbak Rin menggelinjang-gelinjang

tak karuan. Hampir 3 menit aku memainkan kemlauan mbak Rin dan mbak Rin pun menahan tanganku dan kemudian dia bangkit.
“Verr sekarang giliran mbak ya” ujar mbak Rin
Mbak Rin melepaskan celana dalamku yang masih aku kenakan, dan keluarlah batang kemaluanku yang sudah tegang mengeras tersebut.
“Gede juga ya Ver K0ntolmu, kecil-kecil tapi kontolnya gede” kata mbak Rin.
Aku hanya tersenyum dan mbak Rin langsung menjilati kepala kemaluanku. Lidah mbak Rin membuat tubuhku bergetar hebat.
“Ooohhhhh… mbaakkkk” desahku.
“Slruuuppp… slrruupppp…” suara bibir mbak Rin menyepong batang kemaluanku.
Aku pun terus mendesah mengerang mendapat sepongan yang super nikmat dari mbak Rin. Mbak Rin menjilati seluruh batang kemaluanku.Sahabatpoker Agen Domino99, Poker Online, Bandarq Terbaik Di Asia

sampai ke buah pelerku juga nggak luput dari lahapanya. Aku hanya bisa berkata dalam hati ‘ janda cantik ini sungguh liar sekali,

sambil terus menikmatinya’.

Kurang lebih 5 menit mbaik Rin menyepong batang kemaluanku, aku sudah nggak sabar, dan aku langsung menarik tanganya dan aku

balikkan tubuhnya. Mbak Rin pun tak berkata dan menurut dengan perlakuanku. Dan tanpa menunggu lama lagi, langsung ku tempelkan

kepala kemaluanku di bibir kemaluan mbak Rin lalu ku gesek-gesekkan sebentar dan akhirnya dengan mudah ” shhleeeebbbbbbb…’ batang

kemaluanku masuk dalam lubang kemaluan mbak Rin.
Ku genjot lubang kemaluan mbak Rin dari belakang dengan posisi nungging dengan tempo pelan. Desahan pun terdengar dan aku yang

bersemangat terus menggenjot lubang kemaluan mbak Rin yang makin lama makin cepat hingga terdengar suara benturan kami ‘plookk..

plookk.. plokkk…’ dan juga desahan mbak Rin,
“Ooohhhhhh….. aaahhhhhhhhh… enakkkk Verrr…. ooohhhh…. terussss Verr bikin mbak puas”

Sampai hampir 15 menit aku menggenjot lubang kemlauan mbak Rin, aku merasakan kalau aku akan sampai mencapai puncak. Aku coba

mengontrol permainan agar aku nggak cepat keluar. Kemudian kami berganti posisi. Aku balikkan tubuh mbak Rin dan aku meminta mbak

Rin sekarang diatasku. Aku pun terlentang dan mbak Rin pun yang sudah berpengalaman, dia langsung jongkok di atas batang

kemlauanku, memegangnya dan langsung mengarahkannya ke lubang kemaluanya, dan kembali..
“Slhhheeebbbbbbbb…” mbak Rin berhasil memasukkan batang kemaluanku di dalam lubang kemaluanya
Mbak Rin bergoyang dengan binalnya, dia menaik turunkan tubuhnya dan memaju mundurkan pantatnya. Aku hanya pasarah dan menikmati

permainan binal mbak Rin janda cantik ini hingga kurang lebih 5 menit dia menggoyangku dan aku tak kuasa menahan lagi,
“Ooohhhhh…. aaakk… aakkkkuuuuu…. mauu keluaarrr mbaakkkkk” desahku.
Dan mbak Rin segera melepas batang kemaluanku dari dalam lubang kemaluanya dan langsun mengulumnya dengan liarnya. Dan beberapa

saat,
“Creeett… creetttt… creetttt… cretttt…” lendir kenikmatanku menyembur dengan derasnya liang bibir mbak Rin.
Aku rasa lendir kenikmatanku menyembur sangat banyak sekali, dan mbak Rin pun tidak mengeluarkan dari mulutnya tapi dihisapanya

sampai habis.
Aku dan mbak Rin kemudian tergeletak lemah bersampingan dengan masih keadaan bugil. Sambil aku membelai rambut mbak Rin
“Kamu puas Verr??” tanya mbak Rin
“Sangat puas sekali mbak, mbak hebat sekali, kapan-kapan Veri boleh minta lagi nggak mbak?” tanyaku balik.
“Boleh kok, tapi nanti kalau mbak yang pas pengen kamu juga harus mau lho ya?” ucap mbak Rin
“Iya mbak, pasti Veri mau mbak, Veri akan berusaha muasin mbak Rin dan kapanpun mbak Rin mau” jawabku sambil mengecup

kening mbak Rin.

Setelah kejadian itu kami bersitirahat sebentar sambil ngobrol sana sini dalam masih keadaan bugil. Hingga tak terasa waktu sudah

sore, aku dan mbak Rin ngentot sekali lagi dengan bermacam gaya sex yang di ajarkan mbak Rin. Lalu setelah selesai aku baru

pulang. kejadian itu tak berlangsung sebentar karena aku dan mbak Rin akhirnya akhirnya berpacaran dan kami berdua sering

melakukan fantasi seks lagi yang lebih gila dan menantang.
Makasih mbak Rin ku sayang. makasih atas pengalamannya. makasih atas kepuasannya. makasih atas semuanya mbak Rin.

BACA JUGA : PANDUAN GAME POKERV


Rabu, 26 Februari 2020

Akhirnya Bisa Nikmati Badan Nita Si Bahan Bacol ku




CiumanPerawan – Kisah ini kisah nyata dari gw, seorang mahasiswa universitas swasta di daerah grogol, Kisah ini bermula waktu gw beli hp blackberry,gw punya adik kelas anak akuntansi, awalnya hubungan gw ama dia biasa aja, ampe gw punya bb, gw add PIN dia, akhirnya gw sering curhat masalah cewek gw ama dia.


Sebut saja nama adik kelas gw ini Nita, juju raja gw sange banget ngeliat dia, ngeliat cara dia berpakaian. Kalo di tongkrongan kampus, dia duduk suka keliatan belahan pantatnya.

Suatu malem, gw BBMan ama dia, curhat2 gt, ternyata dia baru putus ama cowoknya,
“bang, gw baru putus ama cowok gw” kata dia
Kemudian gw dengan bijaksananya member nasihat agar dia tabah,
Dan iseng iseng, gw nanya ama Nita
“dit, tapi lo ga pernah ngapa2in kana ma cowok lo?” kata gw
“maksudnya bang? Tanya Nita
“yaa kaya anak muda pacaran lah gimana” kata gw

Akhirnya Nita jelasin dia sering petting ama cowoknya, setiap ketemu cowoknya minta di sepongin.


*disini pikiran nakal gw main, berarti dia nakal, daripada selama ini dia cuma bacol gw, akhirnya gw beranikan diri buat spik spik

Hari selasa, waktu itu dia lagi kuliah di gedung K lt.5, dan waktu itu gw BBMin dia, gw bilang gw baru putus *padahal mah speak doing alias boong *

Dan gw ngajak dia nonton, waktu itu gw ama dia nonton orphan di pelangi (plasa semanggi)

Pas nonton gw curi2 liat toket dia, maklum dia pake baju yg agak keliatan belahannya. Gw inget banget dia pake baju putih ketat banget, BH item tapi pake cardigan abu abu.

Selesai nonton gw berniat mau pulang, sesampai di mobil, di parkiran basement, dia curhat gitu tentang dia ama cowoknya *jujur aja gw bodo amat dia mau curhat, gw cuma pengen nikmatin toket ama memeknya* sambil dia curhat di nyenderin kepalanya di bahu gw.


Gw lupa di parkiran basement banyak satpam yang suka mondar mandir, akhirnya gw cabut dari mal itu, gw naik tol, menuju bekasi, karena rumah gw ama dia di daerah bekasi

Dari mulai keluar mal ampe masuk tol dia terus nyenderin kepalanya di bahu gw
“gapapa kan bang gw pinjem bahu lo? Ga ada yg marah kan” Tanya dia
“gapapa lah Nit, gw kan dah putus, lupa ya lo?” sambung gw

Akhirnya dia terus curhat, gw juga curhat, gw mulai colongan pegang2 tangan dia, elus2 rambut dia,

Akhirnya gw sampe di depan rumahnya, salah satu komplek terbesar dan terelit lah di daerah bekasi, tuh komplek gede banget, dan satpamnya jarang mondar mandir *girang*

Tiba tiba Nita bilang
“bang, makasih ya bang, gw boleh peluk lo ga bang?” Tanya dia
*dalam hati gw, silahkan Nit lo peluk gw, lo pake gw, lo puasin gw* haha

Akhirnya gw ama dia pelukan, dan gw nekat buat nyium bibir nya. Asli gw deg deg an banget, untung si Nita nanggepin ciuman gw, akhirnya gw ciuman lama ama dia.

jujur gw sange berat, dan gw beraniin diri buat megang toketnya, sebenernya bukan megang, tapi ngelus halus.

dan dia no respon
akhirnya gw nanya ama dia
“gapapa Nit?”
“gapapa bang, woles aja” kata Nita

mungkin begini lah kalo cewek habis putus, masih labil *bijaksana ya gw, tapi tetep aja sange ga bisa di tahan bos*

akhirnya gw grepe toket dia lumayan lama, gw remes tuh toket sambil gw jilatin lehernya
“ahhh bangggg” desah Nita
“dit , gw buka ya?” tanya gw
“ahh, heeh bang” jawab Nita sambil ngedesah


akhirnya gw buka cardigan dia, dan kaos nya,
wuhuuuu toketnya mulus sekali di balut BH bewarna hitam
tanpa basa basi, gw menuju toketnya
tapi tiba tiba Nita bilang
“bang, tapi jangan bilang siapa2 ya bang”
“woles Nit, gila aja gw bilang2” jawab gw

akhirnya gw jilatin pentilnya yg udah tegang. sambil ngeliatin mukanya Nita yg merem melek gw makin sange.
“ahhhhhh banh pelan pelannn bangg” desah Nita

dan gw arahin tangan Nita ke arah ****** gw.
secara otomatis Nita ngebuka resleting celana dry gw,hehe
dengan berdiri tegak, ****** gw berada di alam terbuka *lebay*
“Nit, kocokin Nit” pinta gw
“heehhh” kata Nita sambil ngedesah

akhirnya gw dikocokin ama Nita, gw mulai ngedesah keenakkan, sambil jari jari tangan kiri gw bergentanyan di daerah pantat dia, karena dia pake baju kecil banget, jadi waktu dia kocokkin gw, bajunya keangkat dan keliatan belahan pantatnya.

Nita akhirnya nyepongin gw tanpa gw suruh,
“ahhh terus nit aah erhhh” kali ini gw yang ngedesah

tanpa sadar gw udah mau keluar,
“Nit, udahan dulu dit, gw udah mau keluar” pinta gw
“ya udah bang, jangan lama-lama, ga enak di depan rumah” kata dia

ya udah akhirnya dia kocokin gw sambil di sepong tuh ****** gw,

“CROT CROT CROT”

akhirnya gw keluarin peju peju gw di dalem mulut dia. dia pun buka pintu mobil dan ngebuang peju gw di jalan *hardcore juga nih cewek, kalo tiba-tiba ada yg liat gimana*

setelah beres2, gw nanya ke Nita

“Nit , sorry yaa”
“Gapapa bang, yaelah woles aja kali bang, gw juga ga nolak kan” kata Nita
“tapi tadi lo bilang ga enak di depan rumah, berarti kalo di tempat lain boleh dong,hehe” tanya gw nakal

“hahaha, ya udah bang, thank you bang ya” Nita berusaha ga jawab, dan mengalihkan topik,haha

akhirnya si Nita pulang, dan gw pun pulang, senang banget hari itu gw bisa nikmatin bacol gw di kampus
selama gw kuliah di *sensor*, gw ama dia jadi TTMan, tapi sekarang udah jarang, karena gw udah fokus skripsi doain skripsi gw ya .





Selasa, 25 Februari 2020

Cerita Seks Perkosa Cewe Cantik Saat Menjaga Toko Malam



Meri yang masih berumur 23 tahun tidak menyadari bahayanya bekerja sebagai kasir di sebuah toko serba ada yang beroperasi 24 jam di Jakarta. Tapi karena  semangat dan keinginan untuk mandiri membuat dirinya tidak mempedulikan nasehat orang tuanya yang merasa kuatir melihat putriya sering mendapat giliran jaga di malam hari hingga pagi hari.

Meri yang masih berumur 23 tahun tidak menyadari bahayanya bekerja sebagai kasir di sebuah toko serba ada yang beroperasi 24 jam di Jakarta. Tapi karena  semangat dan keinginan untuk mandiri membuat dirinya tidak mempedulikan nasehat orang tuanya yang merasa kuatir melihat putriya sering mendapat giliran jaga di malam hari hingga pagi hari.


Meri lebih suka bekerja pada shift di jam tersebut, Karena dari saat tengah malam sampai pagi biasanya  jarang sekali ada pembeli, sehingga Meri bisa belajar untuk materi kuliahnya siang nanti. Sampai akhirnya pada suatu malam terjadilah pemerkosaan itu, Meri mendapati dirinya ditodong oleh sepucuk pistol tepat di depan matanya. Yang berambut Gondrong (sebut saja Ipin) , dan yang satu lagi tubuhnya Kurus (sebut saja si Upin ). Mereka berdua, menerobos masuk membuat Meri yang sedang berkonsentrasi pada bukunya terkejut.

“Keluarin uangnya cepet !” perintah si Upin, sementara si Ipin memutuskan semua kabel video dan telepon yang ada di toko itu. Tangan Meri gemetar berusaha membuka laci kasir yang ada di depannya, saking takutnya kunci itu sampai terjatuh beberapa kali. Setelah beberapa saat,

Meri berhasil membuka laci itu dan memerikan semua uang yang ada di dalamnya, sebanyak 100 ribu kepada si Upin, Meri tidak diperkenankan menyimpan uang lebih dari 100 ribu di laci tersebut. Karena itu setiap kelebihannya langsung dimasukan ke lemari besi. Setelah si Upin merampas uang itu, Meri langsung mundur ke belakang, ia sangat ketakutan kakinya lemas, hampir jatuh.
“Masa cuma segini?!” bentak si Upin.

Baca Juga:

“Buka lemari besinya! Sekarang!” Mereka berdua menggiring Meri masuk ke kantor manajernya dan mendorongnya hingga jatuh berlutut di hadapan lemari besi. Meri mulai menangis, ia tidak tahu nomor kombinasi lemari besi itu, ia hanya menyelipkan uang masuk ke dalam lemari besi melalui celah pintunya.

“Cepat!!!” bentak si Ipin,
Meri merasakan pistol menempel di belakang kepalanya.Meri berusaha untuk menjelaskan kalau ia tidak mengetahui nomor lemari besi itu. Untunglah, melihat mata Meri yang ketakutan, mereka berdua percaya.

“Brengsek!!!! Nggak sebanding sama resikonya! Ayo…Iket dia, biar dia nggak bisa panggil polisi!!!” Meri di dudukkan di kursi manajernya dengan tangan diikat ke belakang. Kemudian kedua kaki Meri juga diikat ke kaki kursi yang ia duduki. si Ipiin kemudian mengambil plester dan menempelkannya ke mulut Meri.

“Beres! Ayo cabut!”
“Tunggu! Tunggu dulu Pin ! Liat dia, dia boleh juga ya?!”.
“Cepetan! Ntar ada yang tau! Kita cuma dapet 100 ribu, cepetan!”.
“Aku pengen liat bentar aja!”.

Mata Meri terbelalak ketika si Upin mendekat dan menarik t-shirt merah muda yang ia kenakan. Dengan satu tarikan keras, t-shirt itu robek membuat BH-nya terlihat. Payudara Meri yang berukuran sedang, bergoyang-goyang karena Diah meronta-ronta dalam ikatannya.
“Wow, oke banget!” si Upin berseru kagum.
“Oke, sekarang kita pergi!” ajak si Ipin, tidak begitu tertarik pada Meri karena sibuk mengawasi keadaan depan toko.


Tapi si Upin tidak peduli, ia sekarang meraba-raba puting susu Meri lewat BH-nya, setelah itu ia memasukkan jarinya ke belahan payudara Meri. Dan tiba-tiba, dengan satu tarikan BH Diah ditariknya, tubuh Meri ikut tertarik ke depan, tapi akhirnya tali BH Diah terputus dan sekarang payudara Diah bergoyang bebas tanpa ditutupi selembar benangpun.

“Jangan!” teriak Meri. Tapi yang tedengar cuma suara gumaman. Terasa oleh Meri mulut si Upin menghisapi puting susunya pertama yang kiri lalu sekarang pindah ke kanan. Kemudian Meri  menjerit ketika si Upin mengigit puting susunya.

“diam! Jangan berisik!” si Upin menampar Meri, hingga berkunang-kunang. Meri hanya bisa menangis.
“Aku bilang diam!”, Sambil berkata itu si Upin menampar buah dada Meri, sampai sebuah cap tangan berwarna merah terbentuk di payudara kiri Meri. Kemudian si Upin bergeser dan menampar uang sebelah kanan. Meri terus menjerit-jerit dengan mulut diplester, sementara si Upin terus memukuli buah dada Meri sampai akhirnya bulatan buah dada Diah berwarna merah.

“Ayo, cepetan !”, si Ipin menarik tangan si Upin.
“Kita musti cepet minggat dari sini!” Meri bersyukur ketika melihat si Upin diseret keluar ruangan oleh si Ipin. Payudaranya terasa sangat sakit, tapi Meri bersyukur ia masih hidup. Melihat sekelilingnya, Meri berusaha menemukan sesuatu untuk membebaskan dirinya. Di meja ada gunting, tapi ia tidak bisa bergerak sama sekali.

“Hey, Brooo! Tokonya kosong!”.
“Masa, cepetan ambil permen!”.
“Goblok Banget lo, cepetan ambil bir tolol!”.

Tubuh Diah menegang, mendengar suara beberapa anak-anak di bagian depan toko. Dari suaranya ia mengetahui bahwa itu adalah anak-anak berandal yang ada di lingkungan itu. Mereka baru berusia sekitar 12 sampai 15 tahun. Meri mengeluarkan suara minta tolong.

“ssssstt! Lo denger nggak?!”.
“Cepetan  kembaliin semua!”.
“Ayooo….lari, lari! Kita ketauan!”.
Tiba-tiba salah seorang dari mereka menjengukkan kepalanya ke dalam kantor manajer. Ia terperangah melihat Meri, terikat di kursi, dengan t-shirt robek membuat buah dadanya mengacung ke arahnya.
“Buset!” berandal itu tampak terkejut sekali, tapi sesaat kemudian ia menyeringai.
“Hei, liat nih! Ada kejutan!”

Meri berusaha menjelaskan pada mereka, menggeleng-gelengkan kepalanya. Ia berusaha menjelaskan bahwa dirinya baru saja dirampok. Ia berusaha minta tolong agar mereka memanggil polisi. Ia berusaha memohon agar mereka melepaskan dirinya dan menutupi dadanya. Tapi yang keluar hanya suara gumanan karena mulutnya masih tertutup plester. Satu demi satu berandalan itu masuk ke dalam kantor. Satu, kemudian dua, lalu tiga. Empat. Lima! Lima wajah-wajah dengan senyum menyeringai sekarang mengamati tubuh Meri, yang terus meronta-ronta berusaha menutupi tubuhnya dari pandangan mereka. Berandalan, yang berumur sekitar 15 tahun itu terkagum-kagum dengan penemuan mereka.

“Gila! Cewek nih!”.
“Dia telanjang!”.
“Tu liat susunya! susu!”.
“Mana, mana Aku pengen liat!”.
“Aku pengen pegang!”.
“Pasti alus tuh!”.
“Bawahnya kayak apa yaaa?!”.


Mereka semua berkomentar bersamaan, kegirangan menemukan Meri yang sudah terikat erat. Kelima berandal itu maju dan merubung Meri, tangan-tangan meraih tubuh Meri. Meri tidak tahu lagi, milik siapa tanga-tangan tersebut, semuanya berebutan mengelus pinggangnya, meremas buah dadanya, menjambak rambutnya, seseorang menjepit dan menarik-narik puting susunya. Kemudian, salah satu dari mereka menjilati pipinya dan memasukan ujung lidahnya ke lubang telinga Meri.

“Ayooo, kita lepasin dia dari kursi!” Mereka kemudian melepaskan ikatan pada kaki Meri, tapi dengan tangan masih terikat di belakang, sambil terus meraba dan meremas tubuh Meri. Melihat ruangan kantor itu terlalu kecil mereka menyeret Meri keluar menuju bagian depan toko. Meri meronta-ronta ketika merasa ada yang berusaha melepaskan kancing jeansnya.

Mereka menarik-narik jeans Meri sampai akhirnya turun sampai ke lutut. Meri terus meronta-ronta, dan akhirnya mereka berenam jatuh tersungkur ke lantai. Sebelum Meri sempat membalikkan badannya, tiba-tiba terdengar suara lecutan, dan sesaat kemudian Meri merasakan sakit yang amat sangat di pantatnya. Meri melihat salah seorang berandal tadi memegang sebuah ikat pinggang kulit dan bersiap-siap mengayunkannya lagi ke pantatnya!

“Hei….Bangun! Bangun!” ia berteriak, kemudian mengayunkan lagi ikat pinggangnya. Sebuah garis merah timbul di pantat Meri. Meri berusaha berguling melindungi pantatnya yang terasa sakit sekali. Tapi berandal tadi tidak peduli, ia kembali mengayunkan ikat pinggang tadi yang sekarang menghajar perut Meri.

“Bangun! naik ke sini!” berandal tadi menyapu barang-barang yang ada di atas meja layan hingga berjatuhan ke lantai. Meri berusaha bangun tapi tidak berhasil. Lagi, sebuah pukulan menghajar buah dadanya. Meri berguling dan berusaha berdiri dan berhasil berlutut dan berdiri. Berandal tadi memberikan ikat pinggang tadi kepada temannya. “Kalo dia gerak, pukul aja!”

Langsung saja Meri mendapat pukulan di pantatnya. Berandal-berandal yang lain tertawa dan bersorak. Mereka lalu mendorong dan menarik tubuhnya, membuat ia bergerak-gerak sehingga mereka punya alasan lagi buat memukulnya. Berandal yang pertama tadi kembali dengan membawa segulung plester besar. Ia mendorong Meri hingga berbaring telentang di atas meja.

Pertama ia melepaskan tangan Meri kemudian langsung mengikatnya dengan plester di sudut-sudut meja, tangan Meri sekarang terikat erat dengan plester sampai ke kaki meja. Selanjutnya ia melepaskan sepatu, jeans dan celana dalam Meri dan mengikatkan kaki-kaki Meri ke kaki-kaki meja lainnya. Sekarang Meri berbaring telentang, telanjang bulat dengan tangan dan kaki terbuka lebar menyerupai huruf X.

“Waktu Pesta!” berandal tadi lalu menurunkan celana dan celana dalamnya. Mata Meri terbelalak melihat penisnya menggantung, setengah keras sepanjang 20 senti. Berandal tadi memegang pinggul Meri dan menariknya hingga mendekati pinggir meja. Kemudian ia menggosok-gosok penisnya hingga berdiri mengacung tegang.

“Waktunya masuk!” ia bersorak sementara teman-teman lainnya bersorak dan tertawa. Dengan satu dorongan keras, penisnya masuk ke vagina Meri. Meri melolong kesakitan. Air mata meleleh turun, sementara berandal tadi mulai bergerak keluar masuk. Temannya naik ke atas meja, menduduki dada Meri, membuat Meri sulit bernafas. Kemudian ia melepaskan celananya, mengeluarkan penisnya dari celana dalamnya. Plester di mulut Meri ditariknya hingga lepas. Meri berusaha berteriak, tapi mulutnya langsung dimasuki oleh penis berandal yang ada di atasnya.

Langsung saja, penis tadi mengeras dan membesar bersamaan dengan keluar masuknya penis tadi di mulut Meri. Pandangan Meri langsung berkunang-kunang dan merasa akan pingsan, ketika tiba-tiba saja mulutnya dipenuhi cairan kental, yang terasa asin dan pahit sekali . Semprotan demi semprotan masuk ke mulut Meri, tanpa bisa dimuntahkan lagi oleh Meri. Ia terus menelan cairan tadi agar bisa terus bernafas.

Tiba-tiba saja Berandal yang duduk di atas dada Meri turun, lalu berandal memasukkan penisnya ke vagina Meri dan mendorong Meri di pinggir meja lalu menggenjot memek Meri Dengan tempo makin cepat. Ia juga memukuli perut Meri, membuat Meri mengejang dan vaginanya berkontraksi menjepit penisnya. Ia kemudian memegang buah dada Meri sambil terus bergerak makin cepat, ia mengerang-erang mendekati klimaks.

Tangannya langsung meremas dan menarik buah dada Meri ketika tubuhnya bergetar dan sperma tiba-tiba menyemprot keluar, terus-menerus mengalir masuk di vagina Meri. Sedangkan berandal yang lainnya berdiri di samping meja dan melakukan masturbasi, Dan ketika pimpinan mereka mencapai puncaknya mereka juga mengalami ejakulasi bersamaan. Sperma mereka menyemprot keluar dan jatuh di muka, rambut dan dada Meri.

Beberapa saat berlalu dan Meri tidak tahu apa yang terjadi selanjutnya, ketika tahu-tahu ia kembali sendirian di toko tadi, masih terikat erat di atas meja. Ia tersadar ketika menyadari dirinya terlihat jelas, jika ada orang lewat di depan tokonya. Meri meronta-ronta membuat buah dadanya bergoyang-goyang. Ia menangis dan meronta berusaha melepaskan diri dari plester yang mengikatnya. Setelah beberapa lama mencoba Meri berhasil melepaskan tangan kanannya. Kemudian ia melepaskan tangan kirinya, kaki kanannya. Tinggal satu lagi nih.

“Wah, wah, waaaaah!!!” terdengar suara laki-laki yang berdiri di pintu depan. Meri sangat terkejut dan berusaha menutupi buah dada dan vaginanya dengan kedua tangannya.
“Tolong saya!” ratap Meri.
“Tolong saya Pak! Toko saya dirampok, saya diikat dan diperkosa Pak! Tolong saya Pak, cepat panggilkan polisi!”
“Nama lu Meri kan?” tanya laki-laki tadi.

“Ba…bagaimana bapak tahu nama saya?” Meri bingung dan takut.
“Aku Adi . Orang yang dulunya kerja di toko ini sebelum kau rebut!”.
“Tapi saya tidak merebut pekerjaan bapak. Saya tahunya dari iklan di koran. Saya betul-betul tidak tahu pak! Tolonglah saya pak!”.
“Gara-gara kamu ngelamar ke sini Aku jadi dipecat! Aku nggak heran kamu diterima kalo liat bodi mu”.

Meri kembali merasa ketakutan saat melihat Adi, seseorang yang belum pernah dilihat dan dikenalnya tapi sudah membencinya. Meri kembali berusaha melepaskan ikatan di kaki kirinya, membuat Adi naik pitam. Ia menyambar tangan Meri dan menekuknya ke belakang dan kembali diikatnya dengan plester, dan plester itu terus dilitkan sampai mengikat ke bahu, hingga Meri betul-betul terikat erat. Ikatan itu membuat Meri kesakitan, ia menggeliat dan buah dadanya semakin membusung keluar.

“Lepaskan!!!! Sakit!!!! aduuhh!!!! Saya tidak memecat bapak!!!! Kenapa saya diikat Pak?!!”
“Sebenarnya Aku tadinya mau ngerampok nih toko, cuma kayaknya Aku udah keduluan. Jadi baiknya Aku rusak aja deh nih toko”.
Ia kemudian melepaskan ikatan kaki Meri sehingga sekarang Meri duduk di pinggir meja dengan tangan terikat di belakang. Dan diikatnya lagi dengan plester.

Dan Adi mulai menghancurkan isi toko itu, etalase dipecahnya, rak-rak ditendang jatuh. Lalu Adi juga menghancurkan kotak pendingin es krim yang ada di kanan Diah. Es krim beterbangan dilempar oleh Adi. Beberapa di antaranya mengenai tubuh Meri, kemudian meleleh mengalir turun, melewati punggungnya masuk ke belahan pantatnya. Di depan, Es tadi mengalir melalui belahan buah dadanya, turun ke perut dan mengalir ke vagina Meri. Rasa dingin langsung menempel di buah dada Meri, membuat putingnya mengeras san mengacung. Ketika Adi selesai, tubuh Meri bergetar kedinginan dan lengket karena es krim yang meleleh.

“Kamu keliatannya kedinginan!” ejek si Adi sambil menyentil puting susu Meri yang mengeras kaku.
“Aku harus ngasihh kamu sesuatu yang anget.”

Adi kemudian mendekati wajan untuk mengoreng hot dog yang ada di tengah ruangan. Meri melihat Adi mendekat membawa beberapa buah sosis yang berasap.

“Jaaaangaann!” Meri berteriak ketika Adi membuka bibir vaginanya dan memasukan satu sosis ke dalam vaginanya yang terasa dingin karena es tadi. Kemudian ia memasukan sosis yang kedua, dan ketiga. Sosis yang keempat putus ketika akan dimasukan. Vagina Meri sekarang diisi oleh tiga buah sosis yang masih berasap. Meri menangis karena kesakitan akibat uap panas dari sosis tersebut.

BACA JUGA : Ngewe Tante Ku Hingga Dia Ketagihan 

“Keliatannya nikmat Nih….Ha..Ha…!” Adi tertawa.
“Tapi Aku lebih suka bermain dengan mustard!” Kemudian Ia mengambil botol mustard dan menekan botol itu.

Cairan mustard langsung keluar menyemprot ke vagina Meri. Meri menangis terus, melihat dirinya disiksa dengan cara yang tak terbayangkan olehnya.
Sambil tertawa Adi melanjutkan usahanya dengan menghancurkan isi toko itu. Meri berusaha melepaskan diri, tapi tak berhasil. Nafasnya sangat tersengal-sengal, ia tidak kuat menahan semua ini. Tubuh Meri bergerak lunglai jatuh.

“Hei!! Kamu kalo kerja jangan tidur!” bentak Adi sambil menampar pipi Meri.
Kamu tau nggak, daerah sini nggak aman jadi perlu ada alarm.”

Diahpun meronta ketakutan melihat Adi yang memegang dua buah jepitan buaya. Jepitan itu bergigi tajam dan jepitannya sangat  keras sekali. Adi segera mendekatkan satu jepitan ke puting susu kanan Meri, menekannya hingga terbuka dan melepaskannya hingga menutup kembali menjepit puting susu Meri.

Meri menjerit dan melolong kesakitan, gigi jepitan tadi menancap ke puting susunya. Kemudian Meri juga menjepit puting susu yang ada di sebelah kiri. Air mata Meri bercucuran di pipi.
Kemudian Adi mengikatkan kawat halus di kedua jepitan tadi, lalu mengulurnya dan kemudian mengikatnya ke pegangan pintu masuk. Ketika pintu itu didorong Adit hingga membuka keluar, Meri merasa jepitan tadi tertarik oleh kawat, dan membuat buah dadanya tertarik dan ia menjerit kesakitan.

“Nah…..,Hmmm… udah jadi. sekarang pintu depan ini bisa buka ke dalem ama keluar, tapi bisa juga disetel cuma bisa dibuka dengan cara ditarik bukan didorong. Jadi Aku sekarang pergi dulu, terus nanti Aku pasang biar pintu itu cuma bisa dibuka kalo ditarik. Nanti kalo ada orang dateng, pas dia dorong pintu kan nggak bisa, pasti dia coba buat narik tuh pintu, nah, pas narik itu alarmnya akan bunyi!”

“Jaaaaaangan! saya mohoon! Jangan! jangan! jangan! ampun!”
Adipun tidak peduli, ia keluar dan tidak lupa memasang kunci pada pintu itu hingga sekarang pintu tadi hanya bisa dibuka dengan ditarik. Meripun menangis ketakutan, Dan puting susunya sudah hampir rata, dijepit. Ia terlihat meronta-ronta berusaha melepaskan ikatan. Tubuh Meri berkeringat setelah berusaha melepaskan diri tanpa hasil.

Beberapa saat kemudian terlihat sebuah bayangan di depan pintu, Meri melihat ternyata bayangan itu milik gelandangan yang sering lewat dan meminta-minta. Gelandangan itu melihat tubuh Meri, telanjang dengan buah dada mengacung. Segera saja Gelandang itu mendorong pintu masuk. Pintu itu tidak terbuka. Si Gelandangan langsung meraih pegangan pintu dan mulai menariknya.

Meri langsung menjerit “Jangan! jangan! jangan buka! jangaann!”, tapi gelandangan tadi tetap menarik pintu, yang kemudian menarik kawat dan menarik jepitan yang ada di puting susunya. Gigi-gigi yang sudah menancap di daging puting susunya tertarik, merobek puting susunya. Meri menjerit keras sekali sebelum jatuh di atas meja. Pingsan.

Tapi Meri tersadar dan menjerit. Sekarang ia berdiri di depan meja kasir. Tangannya terikat ke atas di rangka besi meja kasir. Dan kakinya juga terikat terbuka lebar pada kaki-kaki meja kasir. Ia merasa kesakitan. Puting susunya sekarang berwarna ungu, dan menjadi sangat sensitif. Udara dingin saja membuat puting susunya mengacung tegang. Memar-memar menghiasi seluruh tubuhnya, mulai pinggang, dada dan pinggulnya. Meri merasakan sepasang tangan berusaha membuka belahan pantatnya dari belakang. Sesuatu yang dingin dan keras berusaha masuk ke liang anusnya. Meri menoleh ke belakang, dan ia melihat gelandangan tadi berlutut di belakangnya sedang memegang sebuah botol bir.

“Ja…Jangan, ampun! Lepaskan saya pak! Saya sudah diperkosa dan dipukuli! Saya tidak tahan lagi.”
“Habisnya pantat Mbak kan belom diituin.” gelandangan itu berkata tidak jelas.
“Jangaaaaan!” Meri meronta, ketika penis si gelandangan tadi mulai berusaha masuk ke anusnya. Setelah beberapa kali usaha, gelandangan tadi menyadari penisnya tidak bisa masuk ke dalam anusnya Meri. Lalu ia langsung berlutut lagi, mengambil sebuah botol bir dari rak dan mulai mendorong dan memutar-mutarnya masuk ke liang anus Meri.

Meri menjerit-jerit dan meronta-ronta ketika leher botol bir tadi mulai masuk dengan keadaan masih mempunyai tutup botol yang berpinggiran tajam. Liang anus Meri tersayat-sayat ketika gelandangan tadi memutar-mutar botol dengan harapan liang anus Meri bisa membesar. Setelah beberapa Lama tiba-tiba gelandangan tadi mencabut botol tersebut. Tutup botol bir itu sudah dilapisi darah dari dalam anus Meri, tapi ia tidak peduli. Gelandang itu kembali berusaha memasukan penisnya ke dalam anus



Meri yang sekarang sudah membesar karena dimasuki botol bir. Gelandangan tadi mulai bergerak kesenangan, rasanya sudah lama sekali ia tidak meniduri perempuan, ia bergerak cepat dan keras sehingga Meri merasa dirinya akan terlepar ke depan setiap gelandangan tadi bergerak maju. Meri terus menangis melihat dirinya disodomi oleh gelandangan yang mungkin membawa penyakit kelamin, tapi gelandangan tadi terus bergerak makin makin cepat, tangannya meremas buah dada Meri, membuat Meri menjerit karena puting susunya yang terluka ikut diremas dan dipilih-pilin. Akhirnya dengan satu erangan, gelandang tadi orgasme, dan Meri merakan cairan hangat mengalir dalam anusnya, sampai gelandangan tadi jatuh terduduk lemas di belakang Meri.

“Makasih yaaa Mbak! Saya puas sekaliiiii! Makasih.” gelandangan tadi melepaskan ikatan Meri. Kemudian ia mendorong Meri duduk dan kembali mengikat tangan Meri ke belakang, kemudian mengikat kaki Meri erat-erat. Kemudian tubuh Meri didorongnya ke bawah meja kasir hingga tidak terlihat dari luar.

Sambi terus mengumam terima kasih Dan sigelandangan tadi berjalan sempoyongan sambil membawa beberapa botol bir keluar dari toko. Meri terus saja menangis, merintih merasakan sperma gelandangan tadi mengalir keluar dari anusnya. Lama kemudian Meri jatuh pingsan karena kelelahan dan shock Berat. Dan tersadar ketika Ia ditemukan oleh rekan kerjanya yang masuk pukul 7 pagi.



Kamis, 20 Februari 2020

Ngewe Tante Ku Hingga Dia Ketagihan




CiumanPerawan - Tanteku itu orangnya lumayan menarik dengan postur tubuh setinggi 170 cm dengan ukuran dada 34B, berumur kira-kira 29 tahun.

Sebenarnya dulu aku suka sekali melihat tubuh mulus tanteku, secara tidak sengaja ketika dia sedang mandi karena memang di tempat kami kamar mandi pada saat itu atasnya tidak tertutup genteng dan tanpa berpintu, jadi kalau ada yang mandi di situ hanya dengan melampirkan handuk di tembok yang menjadikan tanda bahwa kamar mandi sedang dipakai.

Tidak sampai di situ saja, kadang tanteku ini suka memakai baju tidur yang model terusan tipis tanpa memakai BH dan itu sering sekali kulihat ketika di pagi hari. Apalagi aku sering sekali bangun pagi sudah dipastikan tanteku sedang menyapu halaman depan dan itu otomatis ketika dia menunduk menampakkan buah dadanya yang lumayan besar dan montok.

Hal ini dilakukan sebelum dia menyiapkan keperluan sekolah anaknya, kalau om-ku biasanya tidak ada di rumah karena sering bertugas di luar kota selama empat hari. Pernah aku melamunkan bagaimana rasanya jika aku melakukan persetubuhan dengan tanteku itu, namun akhirnya paling-paling kutumpahkan di kamar mandi sambil ber-onani. Rupanya anga-anganku itu dapat terkabul ketika aku sedang menumpang nonton TV di rumah tanteku pada siang hari dimana ketiga anaknya sedang sekolah dan om-ku sedang bertugas keluar kota pada pagi harinya.

Baca Juga: Cerita Seks Dengan Tante Bohay

Kejadian itu terjadi ketika aku sedang menonton TV sendirian yang bersebelahan dengan warung tanteku. Ketika itu aku ingin mengambil rokok, aku langsung menuju ke sebelah. Rupanya tanteku sedang menulis sesuatu, mungkin menulis barang belanjaan yang akan dibelanjakan nanti.
“Tante, Eko mau ambil rokok, nanti Eko bayar belakangan ya!” sapaku kepada tanteku. “Ambil saja, Ko!” balas tanteku tanpa menoleh ke arahku yang tepat di belakangnya sambil meneruskan menulis dengan posisi membungkuk. Karena toples rokok ketengan yang akan kuambil ada di sebelah tanteku tanpa sengaja aku menyentuh buah dadanya yang kebetulan tanpa memakai BH.

“Aduh! hati-hati dong kalau mau mengambil rokok. Kena tanganmu, dada tante kan jadi nyeri!” seru tanteku sambil mengurut-urut kecil di dadanya yang sebelah samping kirinya. Namun karena tidak memakai BH, nampak dengan jelas pentil susu tanteku yang lumayan besar itu.


“Maaf Tan, aku tidak sengaja. Begini aja deh Tan, Eko ambilin minyak supaya dada Tante tidak sakit bagaimana!” tawarku kepada tanteku. “Ya sudah, sana kamu ambil cepat!” ringis tanteku sambil masih mengurut dadanya.

Dengan segera kuambilkan minyak urut yang ada di dalam, namun ketika aku masuk kembali di dalam warung secara perlahan, aku melihat tante sedang mengurut dadanya tapi melepaskan baju terusannya yang bagian atasnya saja.

“Ini Tante, minyak urutnya!” sengaja aku berkata agak keras sambil berpura-pura tidak melihat apa yang tanteku lakukan. Mendengar suaraku, tanteku agak terkejut dan segera merapikan bagian atas bajunya yang masih menggelantung di bagian pinggangnya.

Tampak gugup tanteku menerima minyak urut itu tapi tidak menyuruhku untuk lekas keluar. Tanpa membuang kesempatan aku langsung menawarkan jasaku untuk mengurut dadanya yang sakit, namun tanteku agak takut. Pelan-pelan dengan sedikit memaksa aku berhasil membujuknya dan akhirnya aku dapat ijinnya untuk mengurut namun dilakukan dari belakang.

Sedikit demi sedikit kuoleskan minyak di samping buah dadanya dari belakang namun secara perlahan pula kumemainkan jariku dari belakang menuju ke depan. Sempat kaget juga ketika tanteku mengetahui aksi nakalku.

“Eko! kamu jangan nakal ya!” seru tanteku namun tidak menepis tanganku dari badannya yang sebagian ditutupi baju. Mendapati kesempatan itu aku tidak menyia-nyiakan dan secara aktif aku mulai menggunakan kedua tanganku untuk mengurut-urut secara perlahan kedua bukit kembar yang masih ditutupi dari depan oleh selembar baju itu.

“Ohh… oohh…” seru tanteku ketika tanganku sudah mulai memegang susunya dari belakang sambil memilin-milin ujung susunya. “Jangan… Eko… jang…” tante masih merintih namun tidak kuacuhkan malah dengan sigap kubalikkan tubuh tanteku hingga berhadapan langsung dengan diriku.

Kemudian dengan leluasa kumulai menciumi susu yang di sebelah kiri sambil masih mengurut-urut susu di sebelahnya. Kemudian aku mulai mencucupi kedua puting susunya secara bergantian dan tanteku mulai terangsang dengan mengerasnya kedua susunya.

Tidak sampai di situ, rupanya tangan tanteku mulai menjelajahi ke bawah perutku berusaha untuk memegang kemaluanku yang sudah dari tadi mengencang. Ketika dia mendapatkannya secara perlahan, dikocok-kocok batang kemaluanku secar perlahan dan tiba-tiba tanteku mengambil sikap jongkok namun sambil memegang kemaluanku yang lamayan panjang.

Untuk diketahui, batang kemaluanku panjangnya kurang lebih 20 cm dengan diameter 3,5 cm. Tanteku rupanya sedikit terkejut dengan ukuran kemaluanku apalagi sedikit bengkok, namun dengan sigap tapi perlahan tanteku mulai mengulum kemaluanku secara perlahan dan semakin lama semakin cepat.

“Ah… ah… ah… yak.. begitu… terus… terus…” erangku sambil memegangi kepala tanteku yang maju mundur mengulum batang kemaluanku. Kemudian karena aku sudah tidak tahan, tubuh tante kuangkat agar duduk di pinggir meja dimana tadi dia menulis, dan dengan sedikit gerakan paha tanteku kupaksa agar meregang.

Rupanya tanteku masih mengenakan CD dan dengan perlahan kubuka CD-nya ke samping dan terlihatlah gundukan kemaluannya yang sudah basah.

Secara perlahan kuciumi kemaluan tanteku dan kumain-mainkan klirotisnya.

“Ah… ahhh.. Eko, Tante mau keluuuaarrr…” Beberapa saat kemudian rupanya tanteku akan mengalami orgasme, dia langsung memegangi kepalaku agar tetap di belahan kemaluannya dan kemudian mengeluarkan cairan surganya di mulutku,


“Crettt… crett… cret…” mulutku sampai basah terkena cairan surga tanteku.

Kemudian tanteku agak lemas namun masih kujilati kemaluannya yang akhirnya membangkitkan nafsu untuk bersetubuh denganku. Kuangkat tubuh tante ke bawah warung, dan dengan sedikit agak keras aku dapat merubah posisinya menelentang di depanku, kubukakan semakin lebar kedua kakinya dan mulai kuarahkan ujung kemaluanku ke mulut lubang kemaluannya.

Agak susah memang karena memang aku agak kurang berpengalaman dibidang ini namun rupanya tanteku dapat memahaminya. Dengan sabarnya dituntunnya ujung kemaluanku tepat di lubang kemaluannya. “Pelan-pelan ya, Eko!” lirih tanteku sambil menggenggam kemaluanku.

Ketika baru masuk kepala kemaluanku tanteku mulai agak meringis tetapi aku sudah tidak kuat lagi dengan agak sedikit paksa akhirnya kemaluanku dapat masuk seluruhnya.

“Eko… akh…” jerit kecil tanteku ketika kumasukkan seluruh batang kemaluanku di dalam lubang kemaluannya yang lumayan basah namun agak sempit itu sambil merapatkan kedua kakinya ke pinggangku. Perlahan aku melakukan gerakan maju mundur sambil meremas-remas dua susunya. Hampir tiga puluh menit kemudian gerakanku makin lama main cepat. Rupanya aku hampir mencapai puncak. “Tan… aku… aku mauuu… keluar…” bisikku sambil mempercepat gerakanku.

“Dikeluarkan di dalam saja, Ko!” balas tanteku sambil menggeleng-gelengkan kecil kepalanya dan menggoyangkan pantatnya secara beraturan. “Tan… aku… keluarrr…” pekikku sambil menancapkan kemaluanku secara mendalam sambil masih memegangi susunya. Rupanya tanteku juga mengalami hal yang sama denganku, dia memajukan pantatnya agar kemaluanku dapat masuk seluruhnya sambil menyemburkan air surganya untuk ketiga kalinya.

“Cret… cret… cret…” hampir lima kali aku memuntahkan air surga ke dalam lubang kemaluan tanteku dan itu juga di campur dengan air surga tanteku yang hampir berbarengan keluar bersamaku. “Cret… cret… cret… ahh…” tanteku melengkungkan badannya ketika mengeluarkan air surga yang dari lubang kemaluannya.


Akhirnya kami tergeletak di bawah dan tanteku secara perlahan bangun untuk berdiri sambil mencoba melihat kemaluannya yang masih dibanjiri oleh air surga. “Eko! kamu nakal sekali, berani sekali kami berbuat ini kepada Tante, tapi Tante senang kok, Tante puas atas kenakalan kamu,” bisik tanteku perlahan.

Aku hanya bisa terseyum, sambil menaikkan kembali celanaku yang tadi dipelorotkan oleh tanteku. Tanteku akhirnya berjalan keluar, namun sebelum itu dia masih menyempatkan dirinya untuk memegang kemaluanku yang lumayan besar ini.

Inilah pengalamanku yang pertama, dan sejak itu kami kadang mencuri waktu untuk mengulangi hal tersebut, apalagi jika aku atau tanteku ingin mencoba posisi baru dan pasti ketika Om-ku dan anak-anak tanteku berangkat sekolah. Sekarang hal itu sudah tidak kulakukan lagi karena tanteku sekarang ikut Om-ku yang mendapat tugas di daerah.





Rabu, 19 Februari 2020

Cerita Seks Dengan Tante Bohay




CiumanPerawan 
- Namanya adalah Erik umur 19 tahun, tinggi 170 cm, berkulit sawo matang, berwajah lumayan ganteng .Setelah selesai Kuliahnya di sebuah SMK di kampungnya, hanya berbekal ijasah SMK dia nekat mencoba mengadu nasib di Jakarta.
Berangkatlah Erik hari itu ke Jakarta berbekal uang secukupnya dan secarik kertas berisi alamat yang akan di tujunya.
Mbak Agatha… guman Erik sambil melihat kertas beriskan alamat yang akan di tujunya.Mbak Agatha inilah yang akan menampung si Erik sebelum si Erik mendapatkan pekerjaan dan bisa membiayai hidupnya sendiri.
Agatha, wanita yang di panggil mbak oleh Erik ini adalah wanita berumur 25 tahun.Wajahnya tidak jelek tapi juga tidak cantik, biasa biasa saja tapi manis .
” Jatinegara jatinegara…. ” suara pedagang asongan yang membuyarkan lamunan Erik.
” wahh…. akhirnya nyampe juga ” batin Erik sambil melihat jam tangannya yang menunjukkan pukul 08:00, yang berarti sudah Mau jam  sembilan.
Erik pun lalu turut berdesak desakan dengan penumpang kereta yang laen untuk keluar dari kereta MATARMAJA yang membawanya dari kampung halamannya ke kota Jakarta.
Sesampainya Erik di jakarta, dia langsung mencari taksi untuk mengantarnya menuju alamat mbak Agatha.inilah pengalaman pertama Erik jauh dari rumah, dan pengalaman pertama dia juga naik taksi.
Erik memang pemuda yang cerdas dan supel, jadi walaupun ini pengalaman pertamanya di kota besar tapi dia tidak kelihatan kampungan ataupun kiku.di stopnyalah taksi kosti jaya yang sedang melintas di depat stasiun Jatinegara.
” mau kemana mas? ” tanya sang sopir taksi yang di berhentikan Erik.
” bisa antar saya ke alamat ini pak? ” jawab Erik dengan logat jawanya sambil menyerahkan secarik kertas alamat mbak Agatha.
” oh, iya mas bisa. silahkan masuk. ” jawab sang sopir taksi sambil menyerahkan kebali kertas yang di berikan Erik..


lalu Erik pun masuk ke dalam taksi, tapi dia memilih untuk duduk di kursi depan samping pengemudi.Taksipun mulai jalan sesaat setelah Erik masuk.
Setelah mobil berjalan sekitar setengah jam di padatnya jalan ibu kota, akhirnya sampai juga Erik di alamat yang di tuju.
” sudah sampai mas. alamat yang mas cari masuk ke gang itu. ” kata sang sopir taksi sambil menunjuk ke arah sebuah gang di seberang jalan.
” oh iya mas, terima kasih.” ” taksinya berapa mas?” jawab Erik sambil merogoh dompet di kantongnya.
” 25 ribu mas.” kata sang sopir sambil menunjukkan angka argo yang tertera.
Setelah membayar dan keluar dari taksi lalu Erik pun menyebrang dan berjalan masuk ke gang yang tadi di tunjukkan sang sopir taksi.
sambil berjalan menyusuri gang sempit yang hanya muat untuk 2 motor itu, Erik mengeluarkan lagi secarik kertas yang berisi alamat mbak Agatha.
” Rt 3, Rw 4, kontrakan bercat kehijauan punya Pak mat.” baca si Erik.
setelah berjalan dan bertanya sana sini akhirnya Erik menemukan Kontrakan yang di carinya.
” tapi kok sepi ya, mbak Agatha kemana?” batin Erik sambil melangkah masuk ke halaman kontakan yang berderet ada 8 pintu itu.
” kontrakan mbak Agatha pintu yang mana ya.” batin Erik karena di kertas alamat tidak tertulis pintu berapanya.
Saat Kevin sedang melamun karena bingung tiba tiba saja dia di kejutkan oleh sebuah suara yang menegurnya.
” nyari siapa ya dik?” suara yang menegur Erik.


Erik pun berbalik kearas suara itu dan dilihatnya seorang ibu2 memakai daster biru sambil menggendon bayi.
” nyari kontrakan mbak Agatha buk, yang sebelah mana ya?” jawab Erik.
” mbak Agathanya lg nggak ada mas, lg kepasar. td katanya mau ada sodaranya yang datang dari kampung. klo boleh tau mas ini siapa ya?” jawab sang ibu berdaster biru.
” saya sodaranya mbak Agatha dari kampung buk.” jawab Erik masih dengan logat medoknya.
” oooo….. nah itu dia mbak Agatha.” jawab si ibu berdaster biru lagi sambil menunjuk ke arah perempuan yang sedang menenteng belanjaan.
Erik lalu melihat ke arah yang di tunjuk sang ibu itu tadi.
” Erik…. dah lama ko?” tanya si mbak yang menenteng belanjaan yang ternyata mbak Agatha itu.
” b.b.b.baru saja mbak.” jawab Erik terbata bata karena setengah nggak percaya klo wanita itu mbak Agatha yang sedang di carinya.
Erik tertegun nenatap sosok Agatha yang sekarang beda dengan yang dia ingat dulu di kampung.Agatha sekarang yang dilihat Kevin adalah wanita yang manis dan sexy dengan balutan kaos ketat warna putih yang menonjolkan payudaranya yang montok walau tidak terlalu besar di padu dengan rok jeans span selutut makin menambah manis wanita ini.
” oh iya buk, kenalin ini Erik sodara saya dari kampung.” kata Agatha kepada wanita berdaster biru mengenalkan si Erik.
lalu Erik dan si ibu berjabat tangan sambil tersenyum sopan.
” ayo masuk ko, mari bu.” kata Agatha mengajak Erik masuk sambil berpamitan kepada ibu berdaster biru.lalu Agatha membuka kunci pintu dan masuk ke kontrakan yang ternyata berada di paling ujung deretan kontrakan itu di ikuti Erik.
” ya beginilah kontrakan mbak ko, alakadarnya.” si Agatha menunjukkan keadaan kontrakannya.
kotrakan Agatha adalah kontrakan satu ruangan, lumayan luas dengan kamar mandi di dalam.di dalamnya lumayan lengkap ada tivi, kulkas, springbed ukuran jumbo dan peralatan2 laennya.
” trus ntar aku tidur dimana.” batin Erik setelah melihat2 ruangan kontrakan Agatha.
saat Erik melamun tiba2 dia di kagetkan suara Agatha yang menyuruhnya mandi trus istirahat.mendengar perintah Agatha, Erik pun lalu meletakkan tas ranselnya di depan rak tivi mengambil handuk peralatan mandi lalu menuju kamar mandi.
sesampainya di kamar mandi Erik pun kembali bingung, karena kamar mandinya nggak ada pintunya.
“ah bodo amat” batin Erik karena dia pengen buru2 mandi trus langsung tidur karena capek habis perjalanan jauh.
selesai mandi dan berganti pakaian lalu Erik pun pamit buat istirahat tidur.


“tidurnya di ranjang aja ko.” kata Agatha.
“iya mbak.” jawab Erik sambil merebahkan diri ke springbed embuk bercover biru muda.
tak terasa Erik sudah tertidur hampir 6 jam. Erik terbangun karena mendengar suara orang sedang mandi.sampai di sini Erik belum punya pikiran macam macam.setelah selesai mandi dengan menggunakan daster warna ungu, lalu Agatha mengajak Erik untuk makan.
” ayo makan ko. td mbak gk tega mo ngbangunin kamu. kamunya nyenyak banget tidurnya.”
” iya mbak.” jawab Erik.
merekapun lalu makan masakan Agatha yang di masak tadi waktu Erik sedang tidur.sambil makan merekapun bercakap2 mengakrabkan diri, sambil Agatha Menanyakan keadaan di kampung.maklum, Agatha sudah hampir 4 tahun nggak pulang kampung.nggak terasa merekapun sudah semakin akrab dan waktupun tak terasa sudah larut malam.
” aku tidur di mana mbak?”
” di mana aja ko, klo mau di kasur bareng mbak juga boleh.”
DEG….. Erik terkejut dengan jawaban Agatha.
” aku tidur di bawah aja lah mbak, di depan tivi.”
” ok lah terserah kamu.” jawab Agatha.
hari berganti minggu, minggu berganti bulan, tak terasa Erik sudah 4 bulan numpang di kontrakan Agatha .selama 4 bulan itu juga Erik sudah mondar mandir kesana kemari melamar kerja bermodalkan ijasah SMK, tapi sayang belum juga mendapatkan pekerjaan.
dan selama 4 bulan itu jugalah si Erik lama2 mempunyai hasrat terpendam dengan mbak Agatha .bagaimana tidak, selama 4 bulan mereka tinggal berdua dengan kamar mandi yang gak ada pintunya dan kadang merekapun tidur seranjang berdua.
di tambah lagi dengan gaya berpakaian Agatha yang terbilang berani kalo di dalam kontrakan.kadang Agatha suka memakai hot pants yang super pendek dan ketat, baju tidur yang tipis merangsang, bahkan sering juga Agatha hanya memakai kaos oblong yang kebesaran tanpa memakai bawahan, hingga kadan2 CD nya terexpost mata elang Erik.
di tambah lagi kamar mandi yang tak berpintu itu kadang membuat Erik tambah blingsatan menahan konak.karena pernah beberapa kali Erik tanpa sengaja memergoki Agatha lagi telanjang di kamar mandi begitu pula sebaliknya.
kalau sudah nggak tahan Erik terpaksa onani diam2 di tengah malam sambil membayangkan Agatha.tanpa Erik sadari sebenarnya Agatha pun juga sama. diam2 Agatha pun juga sering di landa birahi karena pernah beberapa kali memergoki Erik yang sedang mandi.
Agatha selalu terbayang kontol Erik yang lumayan besar dan panjang itu walaupun sedang tidak ereksi.setelah selama 4 bulan itu mereka hanya memendam nafsu masing2 tanpa ada yang berani mengungkapkan.akhirnya pada suatu hari kejadian itu di mulai dan terjadi juga.
waktu itu di suatu pagi, jam masih menunjukkan pukul 6 pagi, Agatha bangun dari tempat tidur langsung bergegas ke kamar mandi karena mau berangkat kerja. sesampainya di kamar mandi Agatha langsung melepas baju tidurnya yang berupa daster tipis itu skalian BH dan CD nya.
sejenak Agatha mematut dirinya di cermin mengagumi tubuhnya yang montok.
“ah… sudah terlalu panjang.” batin Agatha melihat bulu memeknya yang sudah mulai panjang.
Agatha memang tipe wanita yang nggak mau atau risih kalo bulu memeknya panjang. dia lebih suka dengan memeknya yang gundul tanpa sehelapuni bulu jembut.dengan begitu daging memeknya yang tebal tembem semakin kelihatan dengan belahan memek yang masih rapat dan clitarisnya ya besar itu semakin menantang.
segera Agatha mengambil silet cukur, sambil duduk mengangkang di bak mandi Agatha mulai mencukur habis bulu jembutnya.selesai mencukur bulu jembut lalu Agatha membasuh memeknya untuk membersihkan bulu jembut yg menempel sehabis di cukur.
waktu menyiram dan membersihkan bulu jembut yang habis di cukur tiba2 saja birahi melandanya.di letakkannya gayung yg di pegangnya sambil makin mengangkangkan kakinya Agatha mulai meraba2 memeknya sendiri.
di putar-putarkannya jempol tangan kirinya di clitaorisnya yang semakin keras dan membesar, sambil tangan kanannya meremas2 payudaranya sebelah kiri.seiring rangsangan di clitoris memek Agatha mulah basah dengan cairan kawinnya sendiri.
” uuuuuh…… hhhhmmmmm………”
” ooh….sssstttt….. oh… yeah….. ennmakkk…..”
pelan2 mulai keluar desahan Agatha
tangan kirinya yang tadi bermain di clitorisnya kini sudah berpindah ke lubang memeknya. di usap2 memeknya sambil sesekali jari tengahnya menyusup mengorek2 belahan memeknya.
makin lama makin basah dan makin cepat pula tangan kirinya mengusap2 memeknya sendiri, sambil tangannya yang kanan berpegangan pada kran air takut terjatuh.
” ooooohhhgmmm…… iyyyyy….. eeennakkk……”
tapi tiba2 Agatha menghentikan aktifitasnya. dia ingin merasakan yang lebih enak dengan posisi yang lebih nyaman.
Agatha mengintip ke ruangan kontrakannya memastikan kalau Erik masih tidur. lalu dia berjalan telanjang bulat berjingkat lalu langsung naik ke tempat tidur dan menarik selimut untuk menutupi ketelanjangannya.
sebelum melanjutkan masturbasinya Agatha mengambil sesuatu dari laci yang ada di samping tempat tidur. dan ternyata yang di ambilnya adalah sebuah dildo berukuran sedang dengan vibrator.
pelan2 di arahkannya dildo itu ke lubang memeknya, di usap2 kannya di situ sampai memeknya kembali basah kuyup dg cairan kawinnya.
pelan tapi pasti sambil terpejam dildo itupun mulai masuk ke lubang memeknya. di diamkan di nikmati keberadaannya sebentar di dlm memeknya sebelum mulai di gerakkan keluar masuk.Agatha mulai mendesah lagi seiring dildo mengobok2 lobang memeknya.
“ssssstttttt……mnmmmmm…….oh oooogh….. yesss……..
aaaaagrhg…… ooh…. enak…. nikmat banget…. hhhhuuuug……..
memmmek…. enaaaak mmmmeem….ekku…… hiiiiaaaaa……
ggggatttteell…..”
desah Agatha yang makin lama makin keras tak terkontrol. tubuhnya mengelijang2 seperti cacing kepanasan. masih kuran puas lalu Agatha menghidupkan fibrator dildonya.
“ngngngngngng…….”
bunyi vibrator dildo yang bergetar mengobok2 lubang memeknya. desahan Agatha sekarang makin keras, malah bisa di sebut jeritan2 kecil.
tubuhnya mengelijang2, matanya terpejam menikmati deraan knikmatan di selangkangannya. karena gerakannya tanpa dia sadari bahwa selimut yang tadi di pakai buat menutupi tubuhnya sekarang hilang entak kemana.
sengga tubuh telanjang, kakinya yang terkangkang dengan dildo ya dia pegang keluar masuk dan bergetar di memeknya tak lagi tertutupi.
“oooooohhhh………aaaaaiiiiihhi…….
mmmmmm……
yyyyeeess….

BACA JUGA : Mudah nya Ngewe Dengan Cewek Polos

enak bbbanggget mmmmemeeekkkkuuuuhh…..desah Agatha yang makin dan semakin keras.tanpa Agatha sadari bahwa desahannya telah membangunkan Erik dari tidurnya.
terbangun dari tidurnya karena desahan Agatha yang makin keras lalu Erik bangun dan melihat ke arah ranjang tempat asalnya suara itu.
betapa terkejutnya Erik nenjumpai sesosok wanita mengangkan di tempat tidur mendesah2 birahi sambil mencucukan dildo keluar masuk ke memeknya.
tertegun Erik melihat pemandangan seperti itu, sehingga pelan tapi pasti birahi mulai menguasainya.
karena sudah gk kuat menahan birahi lalu Erik dengan cepat mengeluarkan kontolnya dari celananya dan mulai mengocok pelan sambil menikmati siaran langsung Agatha.
pelan tapi pasti kontol Erik mulai ereksi sempurna. karena kurang nyaman lalu Erik skalian lepas celana dan bajunya telanjang bulat juga, sambil terus mengurut2 kontolnya mencari kenikmatannya sendiri.
bersamaan dg itu tiba2 saja Agatha membuka matanya. melotot seakan mau keluar bola matanya. mulutnya meracau tidak karuan.
“oooogghhh….. aaaaaaaaa…… aku utt…. ennnakk…… yeeeeaaa……
eeekkk…koo….. huhhuhhuh……. nggggapppaii…..mmmmmm…….
kammmmuuu….. a aaa….. akku keeee…..llu……
ooooooh…… iiiiyyyyyaaaaaaa…….
ekkkkooooo………
tubuh Agatha mengelijang2 tanda dia mau orgasme yang dahsyat. dan……
crot…. crot…. crot…. crot…..
aaaaaaaaaaaahhhhh…….
Agathapun orgasme dengan dahsyatnya tanpa sanggup dia hentikan walapun dia tahu Erik sedang melihatnya orgasme sambil telanjang bulat mengocok2 kontolnya.
hhhhhhg….. dengus nafas Agatha menikmati sisa2 orgasmenya sambil mengeluarkan dildo yang mengentot memeknya sambil tepejam dan masih mengangkang.
entah setan mana yang menghinggapi Erik sehingga dia pelan2 naek ke atas ranjang, memposisikan tubuhnya di tengah2 kangkangan Agatha lalu memegang kotolnya dan dengan satu dorongan langsung membenampan ke memek Agatha yang baru saja orgasme dengan dahsyat.
tersentak Agatha merasakan ada sesuatu yang menerobos masuk lobang memeknya. Agatha merasakan perih di memeknya karena kontol Erik di masukkan dengan paksa dan cepat. lg pula kontol Erik lebih besar dah panjan dari pada dildo yang baru di pakai Agatha.
sehingga Agatha bisa merasakan kalau kontol Erik masuk terlalu dalam sampai tembus pintu rahimnya. mata Agatha melotot, mencoba meronta tapi apa daya. tubuhnya lemah tanpa daya karena baru mendapat orgasme yang sangat dahsyat.
setelah memasukkan kontolnya ke memek Agatha, Erik tidak langsung mengocoknya melaindah didiamkan terbenam sambil menikmati kedutan memek Agatha yang baru orgasme.
” Erik..!!! apa yang kamu lakuin???. cabut.!!….” Agatha mencoba menghardik Erik.
” gila kamuu u… ko….. cabut ko… please… mbak hhhhmmmmm……
tanpa memperdulikan perintah Agatha pelan2 Erik mulai menggenjot Agatha. pertama pelan lalu makin lama makin kencang makin lama makin beringas.
” ooooohhh….. kontolku enak mbak…… huuuhhh…… enaaaakkk….. mbaaakkk……
memmmee…… uhhh….sssrrt……” Erik mendesah meracau.
” stooopppssphhh….. aaaaahhh… hhhhhiih……” kata Agatha sambil terus meronta melawan tapi juga mendesah.
“uddddaaaa….aaaaahhhh……. aaaammmpun ko…… kontolmu tembus rahhhimku kooo…….
plok plok plok plok……
clep clep clep clep clep…….
suara selangkangan meraka beradu bertumbukan.
Agatha meronta tapi sebenarnya dia juga merasakan nikmat yang teramat sangat sehingga Agathapun merasa hampir mendapatkan orgasme lagi.
“ooh…. memekmu dahsyaaaatttt mmmmmm……. mbbaaak……
ayooooo…… aku mau keluar….. aaaaarrrsgggtttthg…….” desah Erik.
seketika juga Agatha terkejut.
“..jjjjjaaaa…..nggaaaan………..
aaaaaahhhh…….. ssssrr……”
tiba2 tubuh Agatha mengejang, tangan dan kakinya memeluk Erik dengan erat, pinggulnya bergetar hebat tanda Agatha sedang orgasme.
” aaakkuuu…. kelluaaa…… oooorrgghh…….”
dan… crot crot crot crot crot……….
Erik orgasme juga hampir bersamaan dengan Agatha. menyemprotkan banyak sperma langsung ke rahim Agatha.
” hhhhii…..uuuuh…… nikmat mbak……” guman Erik.
” aaaaah…hhh…… jaangan di dalam…. nanti aku hamil…..” kata Agatha pelan, melarang Erik tapi sudah terlambat, Erik
telah menanamkan benihnya di rahim Agatha. mereka masih bepelukan dengan kontol Erik masih menancap di memek Agatha.
” kamu kok tega2 nya ko ama mbak?” kata Agatha pelan sambil menahan marah.
Erik hanya diam menjawab.
pelan2 tetes bening air mata keluar dari sudut bening mata Agatha. akhirnya setelah lelah bergulat mereka berdua tertidur berpelukan, dan Agathapun nggak jadi berangkat kerja.



Senin, 17 Februari 2020

Mudah nya Ngewe Dengan Cewek Polos



Pada kesempatan ini saya ingin berbagi pengalaman ketika bercinta dengan Caca, sahabatku yang masih ABG. Usia Vava berkisar 19 tahun. Bodinya begitu semok dengan pantat yang montok sekali.

Vava memiliki tinggi badan sekitar 165 rambut yang lurus, bertubuh sexy dan ukuran payudara yang tidak begitu besar namun padat berisi. Caca kuliah di salah satu Universitas di Ibu Kota Indonesia. Orangnya termasuk pendiam, tidak banyak bergaul karena sedikit memiliki teman, bisa dikatakan anak rumahan karena kebanyakan waktunya dirumah saja serta latar belakang keluarga keluarga yang lumayan berkecukupan, walaupun tidak bisa dibilang kaya raya.

 Singkat kata singkat cerita dewasa ini Pada Suatu hari Caca sedang bersantai di kantin kampus tersebut, ada lelaki yang mengajak berkenalan bernama Yudi. Sontak Caca sedikit shock, karena tidak ada angin dan ujan badai tiba-tiba ada lelaki yang mengajak berkenal dengannya. Karena Caca bukan termasuk tipe cewek yang bergaul, dia pun agak salah tingkah ketika diajak berkenalan oleh Yudi, akhirnya berjabat tanganlah keduanya.


Yudi termasuk mahasiswa lawas dan memiliki nama di kampus tersebut karena termasuk dari sebuah geng ternama di Kampus itu. Dia tidak ganteng, hanya memiliki postur tubuh yang menarik dan pandai bergaul. 1 Bulan setelah mereka berkenalan, maka hubungan mereka pun semakin dekat. Suatu ketika Yudi mengajak Caca untuk main ke rumahnya, karena kedua orang tua Yudi sedang pergi keluar kota. Tadinya Caca menolak dan ragu, tapi berkat kemahiran Yudi bersosialisasi dengan berbagai ribu macam alasan akhirnya Caca bersedia main ke tempat tinggalnya si Yudi

Di tempat tinggalnya si Yudi meminta izin waktu sebentar kepada Caca untuk kebelakang berganti pakaian. Beberapa saat kemudia keluarlah Yudi dari kamarnya menggunakan celana boxer dan kaos putih oblong. Karena Caca memang memiliki body yang sexy dan tampang yang lumayan, tiba-tiba saja Yudi mulai berpikiran mesum, tanpa ia sadari penisnya sudah tegang. Dengan keluguan & kepolosannya Caca bertanya kepada Yudi “dik, itu yang dibawah kenapa tiba-tiba berdiri?”.


 Karena itu sesuatu yang tidak bisa dikontrol, Yudi pun bingung bagaimana harus menjawabnya. Akhirnya dijawablah apa adanya oleh Yudi, “Oh.. ya namanya juga cowok…”. Memang Caca itu perempuan yang polos dan rada-rada tulalit, jadi hal-hal seperti itu masih tanda tanya untuk dia. Kemudian Caca bertanya kembali, “Kayak gimana sih itu? Penasaran deh… aku soalnya belum pernah liat seumur idup aku…”. Sebetulnya Yudi tidak ada niatan untuk berbuat jahat kepada Caca, tapi karena pertanyaan yang begitu ekstrim membuat Yudi pun menjadi terangsang.

Ketika yudi terbawa irama keluarlah jawaban yang menjebak dari Yudi, “ Mau liat? Kamu yakin? Nanti kaget lagi…”. Caca karena saking penasarannya dan dogol, meyakinkan Yudi untuk memperlihatkan kontolnya. Dibukalah boxer Yudik dan terlihatlah kontol yang sudah menegang. “Oh kaya gitu ya punya laki-laki tuh…. lucu… boleh dipegang gak?”. Komentar Caca ini memanglah sangat polos, tapi karena Yudi pun sudah terlanjur terangsang dia dekatilah kontolnya kearah Caca. Dengan tanpa rasa bersalah Caca menyentuh ujung kontol Yudi dan memperhatikan bentuk kontol tersebut.


Setelah beberapa saat mengamati kontol Yudi, Yudi berbalik bertanya dengan pura-pura bodoh “Emangnya kalo punya kamu kaya apa? Boleh liat?”. Tatap ragu-ragu Caca yang pada saat itu menggunakan Rok, melepaskan semua pakaiannya. Dengan payudara yang sekel dan bulu halus di memeknya, Yudi semakin lepas kendali. “Boleh dipegang ga itunya?” kata Yudi. Caca meiyakan dan Yudi pun mulai menyentuh dan memainkan memek Caca. Tidak lama setelah itu mulai terlihat Caca terbawa oleh permainan Yudi dan mulai terangsang, memeknya pun sudah mulai basah.

 Mungkin merasa sudah tidak tahan lagi melihat tubuh Caca si Yudi pun meminta izin kepada Caca untuk segera memasukkan kontolnya, Caca pun bingung untuk apa gunanya memasukkan kontol kedalam memeknya. Tapi Yudi meyakinkan Caca dengan menjelaskan bahwa akan ada kenikmatan tersendiri jika kontol nya masuk kedalam memek Caca. Akhirnya Caca pun mengizinkan dan dimasukkan lah kontol Yudi secara perlahan. Karena itu awal kali bagi Caca, sontak Caca mendesah dan teriak. Tetapi Yudi berusaha menenangkan Caca dan mulailah “genjotan” Yudi semakin dipercepat.

Ternyata setelah 1 menit berlalu, Kisah mulai menikmati kegiatan itu dan kesakitan yang ia rasakan berubah menjadi desahan halus. 15 menit berlalu dengan berbagai gaya yang diarahkan oleh Yudi, Yudi mencabut kontolnya dan meminta Caca membuka mulutnya, dikeluarkan lah sperma nya kedalam mulut Caca. Caca sedikit kaget, tapi Yudi kembali meyakinkan dia bahwa cairan tersebut tidak berbahaya. Setelah selesai semuanya, Caca diantar balik ke rumah oleh Yudi. Tidak lama setelah Yudi drop Caca dirumahnya, Yudi mendapat SMS yang berisikan “Thanks ya dik.. tadi enak banget rasanya.. gw aja baru tau.. lain kali kalau ada waktu luang kita coba lagi ya! nikmat banget rasannya Caca pengen nyoba lagi!



Minggu, 16 Februari 2020

Pijatan Lembut Yang Membuat Ku Sange Berat


 CiumanPerawan - Tidak ada yang harus kukerjakan hari itu dan kuputuskan pergi belanja soft drink dan snacks ke super market yang sebenarnya tidak terlalu jauh dari rumahku. Mobilku terpaksa kuparkir melintang dibelakang mobil lain, karena penuhnya tempat parkir.

Inilah yang sering tidak diperhitungkan oleh para developer, bangunan dibuat sebesar-besarnya tapi fasilitas parkir tidak dipikirkan. Sebenarnya mereka mengharapkan customer banyak datang enggak sih?

Selesai belanja aku mengantri agak lama untuk membayar belanjaanku. Kemudian aku kembali ke tempat parkir mengambil mobilku. Tanpa harus terburu-bur perlahan kujalankan mobil keluar berbelok ke kiri meninggalkan tempat parkir super market yang penuh sesak itu.

Tidak berapa jauh dari super market tadi aku melihat papan nama Panti Pijat SR! Aku sedang santai jadi apa salahnya mampir menyegarkan tubuh sedikit, pikirku sambil membelokkan mobilku ke halaman parkir yang cukup lega karena hanya satu dua mobil yang terparkir di sana ditambah beberapa sepeda motor.

Seorang wanita paruh baya menyambutku dengan tersenyum manis, Mau pijat mas, silahkan masuk Aku masuk dan disodori album dengan beberapa foto beberapa pemijat yang ada. Perhatianku tertarik dengan sepotong wajah manis.

Walaupun biasanya foto dan aslinya biasanya berbeda, tapi aku menetapkan pilihanku dan mengembalikan album tersebut kepada ibu yang bertindak sebagai resepsionis tersebut. Ini saja bu! kataku. Oh, itu Eka Nanti saya panggilkan, silahkan ke kamar nomor 5 mas! Aku masuk ke kamar nomor 5 yang terletak paling ujung, ternya ada 10 kamar di dalam.

Tak berapa lama masuk seorang wanita muda, kali ini aku tak kecewa, karena wajahnya jauh lebih cantik dari fotonya. Kulitnya putih, rambutnya panjang sampai ke pinggang, bibirnya tipis, tonjolan buah dadanya sangat mantap disertai bokong yang bulat dengan pinggang ramping.

Dia mengenakan seragam celana panjang warna hitam dengan baju tangan pendek warna biru tua. Dengan halus dia menanyakan aku mau minum apa. Soft drink saja Mbak jawabku. Dia meninggalkanku sebentar dan kembali dengan sebotol Fanta Hijau dingin ditangan kanannya, sementara tangan kirinya membawa handuk dan body lotion.

Ini minumnya mas, katanya menyodorkan soft drink tersebut padaku. Kuterima minuman dingin itu, meneguknya sedikit, lalu bertanya, Namanya siapa Mbak? walaupun aku sudah diberitahu oleh ibu yang didepan nama Mbak ini.


Eka, mas. Sering pijat ke sini ya? tanyanya kemudian. Baru kali ini mbak jawabku jujur. Ooo.. kalau ke tempat lain sering ya? candanya. Ah, enggak juga. Cari waktu luangnya agak susah. Hari ini kebenaran agak senggang jadi bisa mampir kesini

Setelah membuka semua pakaianku, aku hanya mengenakan handuk yang ada untuk menutupi tubuhku. Dengan tubuhku tengkurap, Eka mulai menggarapku. Dimulai dari telapak kaki naik ke betis lalu ke paha. Tampaknya ini metode dasar para peminjam.

Cuma saat memijat bagian paha atasku, tangan Eka yang berlumur body lotion memijat paha bagian dalam, menyentuh kedua bijiku. Kemudian tangannya memijat bagian belahan pantatku, anusku juga di tekannya berkali-kali. Wah, adik kecilku kontan bergerak.

Dari situ tangannya mulai memijat pinggangku sampai ke pundak, kedua lengan bagian atas dipijatnya dengan kuat. Tengkuk dan kepalaku juga di pijatnya. Sewaktu memijat bagian pundak, tanganku yang nakal beraksi di bongkah pantatnya. Eka Cuma tersenyum sambil berkata, Mau gantian mijetin saya ya mas?

Kermudian aku disuruh berbalik terlentang, dadaku diramas-ramasnya terutama bagian putingnya sehingga aku kegelian tapi enak! Turun ke perut tangannya yang trampil menekan lembut sampai aku bersendawa beberapa kali.

Masuk angin nih mas kata Eka. Masuk angin tapi kayaknya malah ada yang mau keluar dari tubuhku. Selagi Eka memijat tubuhku, aku mulai bergerilya meraba vaginanya yang masih tertutup celana panjang. Kuraba buah dadanya dari luar baju seragamnya.

Hampir satu jam aku digarap oleh Eka, seluruh tubuhku sudah dijelajahi jari-jarinya yang lentik tapi bertenaga. Mana lagi mas yang perlu di pijat? tanyanya padaku. Nih kepalaku kok masih pusing Yu jawabku. Lho kan kepalanya sudah dipijat juga! katanya heran. Itu kepala yang di atas, kepala yang di bawah kan belum kataku sambil tersennyum. Hmm.. gitu ya? katanya sambil balas tersenyum.

Di bukanya handuk yang menutup tubuh, jreng.. penisku yang sudah full cenggur terekspose. Dia menggosok kepala penisku dengan jari-jarinya yang masih berbalur body lotion. Turun ke batangku, Eka mulai mengocok lembut sehingga batang yang sudah cenggur itu makin keras berdiri. Kocok ya mas? Tanya Eka. Masukin aja Yu, kurang enak kalau dikocok. Lagipula kalau sekedar dikocok, saya bisa sendiri dia terkikik mendengar candaku.

BACA JUGA : Ku Regut Perawan Pacaarku Saat Masih SMA


Eka melepaskan pakaian seragamnya, tinggal BH dan CD yang terlalu kecil untuk menutupi buah dadanya yang besar dan gundukan vaginanya yang tebal seperti duren Bangkok itu. Wah, aku udah bugil begini, kok kamu masih pakai CD dan BH begitu? protesku. Sabar dong mas! katanya sambil melepaskan pengait BH-nya yang ada didepan, lalu melepas juga CD-nya. Terbentanglah pemandang indah lembah nan indah dan gunung yang membusung tinggi.

Eka menjilati putingku, sementara aku meremas kedua buah dadanya bergantian. Tangan kirinya menggenggam batang penisku dan memijat-mijatnya. Aku semakin bernafsu, kutarik pinggangnya merpat ke tubuhku, lalu penisku yang tegak keras kuarahkan ke vaginanya. Dia duduk mengangkangiku, memasukkan batang panisku yang sudah licin bekas dikocoknya dengan body lotion tadi. Begitupun dia mendesah ketika penisku masuk semakin dalam ke vaginanya, Uh ah ya mas enaknya

Aku menaik-turunkan pinggulku, dan dia menggoyang pinggulnya turun-naik juga. Waktu pinggulnya bergerak kebawah, aku menekankan pinggulnya sehingga penisku menancap dalam ke vaginanya. Saat pinggulnya naik, aku menurunkan pinggulku sehingga penisku menjauh dari vaginanya.

Dengan begitu penisku dapat masuk dalam saat aku menusukkannya ke dalam vaginanya. Ini membuat Eka kesetanan, dia bergerak naik-turun makin cepat. Semakin cepat samapai akhirnya dia berteriak kecil, Agh.. mass aku nyampe! sambil tangannya meraih pundakku dan tubuhnya melengkung ke atas menjauhi tubuhku, tapi vaginanya erat menjepit penisku.

Kugoyang pinggulku ke kiri dan ke kanan, penisku yang masih tertancap dalam di vaginanya seperti mengobok-obok bagian dalam tubuhnya. Lalu kubalik tubuhnya membelakangiku. Kugenjot vaginanya kuat-kuat dari belakang, Eka mendesah keenakan. Kedua buah dadanya yang tergantung bergoyang ke depan dan ke belakang.


Kadang Eka menoleh ke belakang, kadang ke samping, kadang menunduk menahan kuatnya doronganku memasuk-keluarkan penisku ke vaginanya. Aku agak kuatir suara teriakan-teriakan kecil dan desahnya terdengar ke luar kamar. Tapi suara musik dari CD player melaui speaker yang besar cukup kuat meredam suara yang keluar dari mulut Eka.

Seperempat jam kemudian dia kembali mendongakkan kepalanya, Ahh.. egkh.. aku keluar lagi mas! kepalanya kemudian menoleh ke belakang, aku mengecup bibirnya yang ranum. Kedua buah dadanya kuremas-remas, sambil terus menancap-nancapkan penisku. Beberapa menit kemudian terasa lahar panasku mendesak keluar dan.. jrot.. jroot.. jrooot.. jroot.. jrot, air manisku menyemprot ke dalam vaginanya dengan deras.

Kental sekali air maniku yang keluar, hampir seperti jelly, bercampur dengan cairan vagina Eka. Kami rebah ke atas kasur, berpegangan tangan dengan erat.