SITUS JUDI ONLINE TERBAIK DI ASIA

SITUS TERPERCAYA SE ASIA

SAHABAT POKER AGEN DOMINO99, POKER ONLINE, BANDARQ TERBAIK DI ASIA

SAHABAT POKER

Menyediakan Deposit Pulsa Telkomsel Dan XL.

SITUS TERBAIK DI ASIA

Menyediakan 6 Jenis Bank Lokal

SITUS BONUS YANG WAW!

Sahabat Poker Menyediakan Bonus Yang Pastinya Menakjubkan !

TERSEDIA 9 JENIS GAME 1 USER ID

Bisa Menikmati 9 Jenis Game Dengan 1 User ID Di Aplikasi PKV

Kamis, 26 Maret 2020

Jilatan Ternikmat Dari Gadis Imut





CiumanPerawan  – Pernah berkenalan dengan wanita yang namanya Santi saya tanya tanya rupanya dia anak jawa, cewek yang supel dan enak di ajak ngobrol, kalau saya tanya hal apa , dia pasti bisa menjawab seolah olah seperti orang yang banyak pengetahuannya, dan setelah kami chat chat rupanya Santi juga ingin pergi ke Bandung tempat tinggal ku juga.

Dari situ karena jarak yang cukup dekat denganku, akhirnya kami berjanji untuk saling bertemu di daerah  di Jakarta. Dari pertemuan itu saya mengenal Santi lebih jauh. Santi kuliah di salah satu universitas terkemuka di kotanya.
Santi secara fisik biasa saja. Ukuran badannya kira-kira setinggi 170cm. Tubuh agak bungkuk udang, mempunyai rambut panjang terurai. Tapi ada yang menarik dari penampilannya, toketnya! Toketnya terlihat unik & menantang. Saya hanya menelan ludahku bila tanpa sengaja mengintip bagian yang menggunung itu.

BACA JUGA : Menghayal Jadi Kenyataan Ngeewe Dengan Tante Montok 

Santi meminta saya untuk mengangkatnya sebagai “adik”, sedangkan saya diangkatnya sebagai “abang”! Sebab ia bilang, Santi tak mempunyai kakak. Saya setuju-setuju saja.
Pertemuan kedua & selanjutnya kami semakin ‘terbuka’. Aku-pun sudah ‘diizinkan’ untuk memegang toketnya yang unik itu. Hanya saja ia bilang “dasar, abang nakal!!” saya hanya tersenyum…
Kalau sudah dibilangin begitu, maka akupun kadang lebih berani lagi. Tanganku menjelajah ke daerah terlarangnya….
Seminggu yang lalu saya menjenguknya di daerah P. Walau dengan mengendarai motor bututku, saya sampai juga ke rumahnya setelah berjalan selama beberapa jam dari rumahku.
Kulihat kegembiraan yang amat sangat, saat ia tahu bahwa saya yang datang. Memang sudah dua bulan saya tak main ke rumahnya. ia sudah kangen, tampaknya… Pada saat membukakan pintu Santi memakai daster putih,
Terlihat cukup jelas, pepayanya yang unik menerawang dari balik sangkarnya. Santi menyilahkanku duduk & berbalik sebentar ke dapur untuk kemudian kembali lagi dengan membawakanku segelas minuman dingin.


Setelah ngobrol ngalor ngidul. Santi menyandarkan wajahnya ke dadaku…
Saya menyambut dengan tenang. Sebab memang tujuanku ingin mencoba menuntaskan hasratku yang ada selama ini, dengannya. Kutundukkan muka saya untuk menjangkaunya. Saya menciumnya. Kususuri dengan bibirku.
Dari kening, ciumanku turun ke alis matanya yang hitam lebat teratur, ke hidung & sampai ke bibirnya. Ciuman kami semakin lama semakin bergelora, dua lidah saling berkait diikuti dengan desahan nafas yang semakin memburu.
Tanganku yang tadinya memeluk punggungnya, mulai menjalar ke depan, perlahan menuju ke toketnya yang cukup besar & unik. Unik sebab bentuk toketnya yang memanjang & besar, mirip dengan buah pepaya.
‘Adikku’ ini pintar juga memilih daster yang berkancing di depan & hanya 4 buah, mudah bagi tanganku untuk membukanya tanpa harus melihat. Tak lama kemudian kaitan BH-nya berhasil dilepaskan oleh tanganku yang sudah cukup terlatih ini.
Kedua bukit kembar dengan puncaknya yang coklat kemerahan tersembul dengan sangat indah. Daster & BH itupun segera terlempar ke lantai.
Sementara itu, Santi juga telah berhasil membuka kancing celana jeanku, lalu berusaha melepas t-shirt yang saya pakai. Saya tetap menjaga agar Santi tak memelorotkan celana jeanku. Bukan apa-apa, ini kan di rental komputernya? hehehe…
Kulepaskan ciumanku dari bibirnya, menjalar ke arah telinga, lalu desahkan erangan-erangan lembut. ia tersenyum & menatapku sambil terus melanjutkan pengembaraannya menelusuri ‘senjataku’.
Kulanjutkan ciumanku ke lehernya, turun ke dadanya, lalu dengan amat perlahan, dengan lidah kudaki bukit indah itu sampai ke puncaknya.
Kujilati & kukulum puting susunya yang sudah mengacung keras. Santi mulai mendesah & meracau tak jelas. Sempat kulihat matanya terpejam & bibirnya yang merah indah itu sedikit merekah. Sungguh merangsang.

BACA JUGA : Cerita Sex Ku Dengan Gadis Perawan Gaya 69

Tanganku mengelus, meremas & memilin puting di puncak bukit satunya lagi. Saya tak ingin buru-buru, saya ingin menikmati detik demi detik yang indah ini secara perlahan. Berpindah dari satu sisi ke sisi satunya, diselingi dengan ciuman ke bibirnya lagi, membuatnya mulai berkeringat.
Tangannya semakin liar mengacak-acak rambutku, bahkan kadang-kadang menarik & menjambaknya, yang membuat nafsuku semakin bergelora. Apalagi suaranya yang meracau itu….
Dengan berbaring menyamping berhadapan, kulepaskan celana dalamnya. Satu-satunya kain yang masih tersisa. Perlakuan yang sama kuterima darinya, Santi melepaskan celana jeanku. Saya tak menolak, sebab akupun ingin menuntaskan semuanya. Santi dengan bersemangat mengocok kontol ku, membuat semakin mengeras & mengacung gagah.
Kubelai kakinya sejauh tanganku bisa menjangkau, perlahan naik ke paha. Berputar-putar, berpindah dari kiri ke kanan, sambil sekali-sekali seakan tak sengaja menyentuh gundukan berbulu yang tak terlalu lebat tapi terawat teratur.
Sementara Santi rupanya sudah tak sabar, dibelai & digenggamnya kemaluanku, digerakkan tangannya maju mundur. Nikmat sekali. Walaupun hal itu sudah sering kurasakan dalam kencan-kencan liar kami selama beberapa saat sejak saya berkenalan dengan Santi, tetapi kali ini rasanya lain. Pikiran & konsentrasiku tak lagi terpecah.


Melalui paha sebelah dalam, perlahan tanganku naik ke atas, menuju ke kemaluannya. Begitu tersentuh, desahan nafasnya semakin keras, & semakin memburu. Perlahan kubelai rambut kemaluannya, lalu jari tengahku mulai menguak ke tengah.
Kubelai & kuputar-putar tonjolan daging sebesar kacang tanah yang sudah sangat licin & basah. Tubuh Santi mulai menggelinjang, pinggulnya bergerak ke kiri-ke kanan, juga ke atas & ke bawah. Keringatnya semakin deras keluar dari tubuhnya yang wangi.
Ciumannya semakin ganas, & mulai menggigit lidahku yang masih berada dalam mulutnya. Sementara tangannya semakin ganas bermain di kemaluanku, maju-mundur dengan cepat. Tubuhnya mengejang & melengkung, kemudian terhempas ke tempat tidur disertai erangan panjang.
Orgasme yang pertama telah berhasil kupersembahkan untuknya. Dipeluknya saya dengan keras sambil berbisik, “Ohhh, nikmat sekali. terima kasih sayang.”
Saya tak ingin istirahat berlama-lama. Segera kutindih tubuhnya, lalu dengan perlahan kuciumi ia dari kening, ke bawah, ke bawah, & terus ke bawah. Deru nafasnya kembali terdengar disertai rintihan panjang begitu lidahku mulai menguak kewanitaannya. Cairan vagina ditambah dengan air liurku membuat lubang hangat itu semakin basah.
Kumainkan klitorisnya dengan lidah, sambil kedua tanganku meremas-remas pantatnya yang padat berisi. Tangannya kembali mengacak-acak rambutku, & sesekali kukunya yang tak terlalu panjang menancap di kepalaku. Ngilu tapi nikmat rasanya.
Kepalanya terangkat lalu terbanting kembali ke atas bantal menahan kenikmatan yang amat sangat. Perutnya terlihat naik turun dengan cepat, sementara kedua kakinya memelukku dengan kuat.
Beberapa saat kemudian, ditariknya kepalaku, kemudian diciumnya saya dengan gemas. Kutatap matanya dalam-dalam sambil meminta ijin dalam hati untuk memasukkan pusaka saya ke liang kenikmatannya. Tanpa kata, tetapi sampai juga rupanya. Sambil tersenyum sangat manis, dianggukkannya kepalanya.
Perlahan, dengan tangan kuarahkan kemaluanku menuju ke kewanitaannya. Kugosok-gosok sedikit, kemudian dengan amat perlahan, kutekan & kudorong masuk. Terasa sekali kalau daerah terlarang itu sudah basah & mengeluarkan banyak cairan. Kudorong perlahan… & terasa ada yang menahan tongkat pusakaku.
Wow…! Santi ini masih perawan rupanya. Kulihat ia meringis, mungkin kesakitan, tangannya tanpa kusangka mendorong bahuku sehingga tubuhku terdorong ke bawah. Kulihat ada air mata meleleh di sudut matanya. Saya tak tega, saya kasihan! Kupeluk & kuciumi dia. Hilang sudah nafsuku saat itu juga.
Santi tahu saya kecewa. Sebab itu ia cepat mendekapku. & tiba-tiba dengan ganasnya, ia melumat & mengulum senjata saya yang mulai mengendur.
“Argh… ” saya mendesis…! Ternyata sedotan demi sedotan dari Santi mendatangkan kenikmatan yang luar biasa…


Saya membiarkan saja, apa yang dilakukan Santi. Kulihat Santi dengan rakusnya telah melahap & mengulum kemaluanku yang sudah kembali membesar & sangat keras. Nikmat tiada tara. Tapi, saya kesulitan untuk melakukan oral terhadapnya dalam posisi seperti ini. Jadi kuminta ia telentang di tempat tidur, saya naik ke atas tubuhnya, tetap dalam posisi terbalik.
Saya pernah beberapa kali melakukan hal yang sama dulu, tetapi rasa yang ditimbulkan jauh berbeda. Hampir bobol pertahananku menerima jilatan & elusan lidahnya yang hangat & kasar itu.
Apalagi bila ia memasukkan kemaluanku ke mulutnya seperti akan menelannya, kemudian bergumam. Getaran pita suaranya seakan menggelitik ujung kemaluanku. Bukan main nikmatnya.
Larva panas hampir tak tertahankan lagi, saya memberi isyarat padanya untuk menghentikan emutannya…




Rabu, 25 Maret 2020

Cerita Sex Ku Jebol Perawan Gadis SMA Hingga Ketagihan





CiumanPerawan – Ini terjadi sekitar 4 tahun yang lalu saat umurku 24 tahun, Waktu itu aku setahun tinggal disebuah komplek perumahan yang berada dijakarta. Saat itu aku bekerja disebuah koperasi dekat komplek. Sampai umurku yang 24 tahun waktu itu, masalah wanita kehidupanku tidak pernah kosong. Kehidupanku selalu dihiasi oleh banyak wanita yang cantik dan seksi-seksi. Aku juga selalu meniduri wanita yang menjadi kekasihku, karena aku selalu ngaceng kalau melihat wanita cantik dan semok. Begitu juga dengan kalau aku melihat kekasihku berpakaian seksi, aku langsung saja mengajaknya untuk berhubungan Sex.



Sebagai lelaki aku sangat beruntung sekali dengan kehidupan Sex ku yang tak pernah kosong. Naah waktu itu aku baru aja putus dengan kekasihku karena aku sudah bosan dengan Vaginanya yang semakin lama aku rasakan makin gak enak. Sesudah putus sekarang aku ingin meraskan sensai ngentot gadis perawan dan Disinilah aku disebut sebagai lelaki yang beruntung. Ketika aku pulang dari kerja aku melihat seorang gadis muda sedang menyapu lantai rumahnya, Sekejap aku berpikiran kalau inilah targetku selanjutnya. Waktu itu aku melihat gadis itu sedang menyapu dengan menggunakan tank top ketat dan celana pendek yang juga ketat. Dari luar tank topnya aku melihat payudara yang sangat padat dan berisi. Ukurannya lumayan besar sekitar 35B, kulihat sekujur kakinya sangat putih mulus sampai dipahanya gak ada belang sama sekali. Sungguh birahiku langsung naik.

Akal bulusku pun langsung keluar, karena rumah gadis itu gak jauh dari rumahku maka akupun sudah mengetahui seluk beluknya bagaimana. Namanya Yuli, saat itu Yuli kelas 1 SMA didekat komplek. Yuli termasuk gadis yang lugu, namun dia sering memakai pakaian yang sangat seksi. Aku sengaja setiap sore pulang tepat jam seperti kemaren aku melihat Yuli sedang nyapu. Filingku pun tepat, setiap pulang aku selau tepat dengan Yuli, dan aku pun menggodanya dengan memberikan siulan kepada Yuli. Yuli pun yang mengetahui kalau aku yang menyiulinya pun membalas dengan senyumannya yang manis. Begitu seterusnya hingga aku akrab degannya.


Suatu sore saat aku sedang libur kerja, aku melihat Yuli dengan kebiasaanya setiap sore. Sore itu Yuli menggunakan pakaian yang sangat seksi sekali, sehngga menonjolkan bentuk tubuhnya yang sangat indah. Dengan sangat nafsu aku tatap dia dari balik pagar dan dia pun membalasnya dan tanpa aku sangka-sangka Yuli menuju ke pintu pagar rumah aku, dan dalam hati aku bertanya mungkin dia akan marah karena aku selalu menatapnya, tetapi hal tersebut tidak terjadi, dia malah tersenyum manis sambil duduk dideket didepan pagar rumah aku yang membuat nafsu aku semakin tinggi karena dengan leluasa aku dapat memandangi tubuh Yuli dan yang lebih mengasikan lagi ia duduk dengan menyilangkan pahannya yang membuat sebagian roknya tersingkap disaat angin meniup dengan lembutnya namun ia diam dan membiarkan saja.

Dengan penuh nafsu dan penasaran ingin melihat tubuh Yuli dari dekat maka aku dekati dia dan bertannya “Duduk sendirian nih boleh aku temanin,” dengan terkejut Yuli mambalikan wajahnya dan berkata “eh boooboleh.” Aku langsung duduk tepat di sampingnya dikarenakan deker tersebut hanya pas untuk dua orang. Dan untuk mengurangi kebisuan aku bertannya pada Yuli “Biasanya bertiga, temennya mana..?”, dengan terbata-bata Yuli berkata “Gi.. gini om, mereka i.. itu bukan temen aku tetapi kakak dan sepupu aku.” aku langsung malu sekali dan kerkata “Sorry.” kemudia Yuli menjelaskan bahwa kakak dan sepupunnya lagi ke salah satu mal namannya MM. Yuli mulai terlihat santai tetapi aku semakin tegang jantungku semakin berdetak dengan kerasnya dikarenakan dengan dekatnya aku dapat memandangi paha mulus Yuli ditambah lagi dua bukit kembarnya tersembul dari balik tank topnya apabila dia salah posisi.

BACA JUGAMenghayal Jadi Kenyataan Ngeewe Dengan Tante Montok 

Diam-diam aku mencuri pandang untuk melihatnya namun dia mulai menyadarinya tetapi malah kedua bukit kembarnya tersebut tambah diperlihatkannya keaku yang membuat aku semakin salah tingkah dan tampa sengaja aku menyentuh pahanya yang putih tanpa ditutupi oleh rok mininya karena tertiup angin yang membuat Yuli terkejut dan Yulipun tidak marah sama sekali sehingga tangan aku semakin penasaran dan aku dekapkan tangan aku ke pahanya dan dia pun tidak marah pula dan kebetulan pada saat itu langitpun semakin gelap sehingga aku gunakan dengan baik dengan perlahan-lahan tangan kiri aku yang berada di atas pahanya aku pindahkan ke pinggannya dan meraba-raba perutnya sambil hidungku aku dekatkan ketelingannya yang membuat Yuli kegelian karena semburan nafasku yang sangat bernafsu dan mata ku tak berkedip melihat kedua bukit kembarnya yang berukuran sedang dibalik tank topnya.

Tanpa aku sadari tangan kiri aku telah menyusup kedalam tank top yang ia gunakan menuju kepunggunya dan disana aku menemukan sebuah kain yang sangat ketat yang merupakan tali BH nya dan dengan sigapnya tangan aku membuka ikatan BH yang dikenakan Yuli yang membuat tangan aku semakin leluasa ber gerilya dipunggunya dan perlahan- lahan menyusup kebukit kembarnya serta tangan kanan aku membuka ikatan tali BH Yuli yang berada di lehernya dan dengan leluasa aku menarik BH Yuli tersebut keluar dari tank topnya karena pada saat itu Yuli mengggunakan BH yang biasa digunakan bule pada saat berjemur.


Setelah aku membuka BHnya kini dengan leluasa tangan aku meraba, memijit dan memelintir bukit kembarnya yang membuat Yuli kegelian dan terlihat pentil bukit kembarnya telah membesar dan berwarna merah dan tanpa ia sadari ia berkata “Terusss.. nikmattttt.. Ommmm……….. ahh.. ahhhh….” Dan itu membuat aku semakin bernafsu, kemudian tangan aku pindahkan ke pinggannya kembali dan mulai memasukannnya ke dalam rok mini yang ia kenakan dengan terlebih dahulu menurunkan res yang berada dibelakang roknya, kemudian tangan aku masukan kedalam rok dan celana dalamnya dan meremas-remas bokongnya yang padat dan berisi dan ternyata Yuli memakai celana dalam model G string sehingga membuat aku berpikir anak SMA kayak dia kok sudah menggunakan G string tetapi itu membuat pikiranku selama ini terjawab bahwa Yuli selama ini menggunakan G string sehingga tidak terlihat adanya garis celana dalam.

Enam menit berlalu terdengar suara Yuli “Ahh.. terusss Om… terusss.. nikmattttt.. ahh.. ahhhh…” hanya kalimat itu yang keluar dari mulut Yuli pada saat aku menyentuh dan memasukan jari tengan aku ke dalam memiawnya yang belum ditumbuhi bulu-bulu tersebut dari belakang dan aku pun makin menggencagkan seranganku dengan mengocok memiawnya dengan cepat. Tiba-tiba pecahlah rintihan nafsu keluar dari mulut Yuli. “Ouuhhh.. Ommmm.. terus.. ahhh.. ahhhhhhhhh.. ahhhhhhhhhhhhhh..” Yuli mengalami orgasme untuk yang pertama kali.

Setelah Yuli mengalami orgasme aku langsung tersentak mendengar suara beduk magrib dan aku menghentikan seranganku dan membisikan kata-kata ketelinga Yuli “Udah dulu ya..” dengan sangat kecewa Yuli membuka matanya dan terlihat adanya kekecewaan akibat birahinya telah sampai dikepala dan aku menyuruhnya pulang sambil berkata “Kapan-kapan kita lanjutkan lagi,” ia langsut menyahut “Ya om sekarang aja tanggung nih, lihat memiaw aku udah basah..” sambil ia memegang memiawnya yang membuat aku berpikir anak ini tinggi juga nafsunya dan aku memberinya pengertian dan kemudian ia pulang dengan penuh kekecewan tanpa merapikan tank top dan roknya yang resnya masih belum dinaikan namun tidak membuat rok mininya turun karena ukuran pingganya yang besar, tetapi ada yang lebih parah ia lupa mengambil BH nya yang aku lepas tadi sehingga terlihat bukit kembarnya bergoyang-goyang dan secara samar-samar terlihat putting gunung kembarnya yang telah membesar dan berwarna merah dari balik tank topnya yang pastinya akan membuat setiap orang yang berpapasan dengannya akan menatapnya dengan tajam penuh tanda tanya.


Setelah aku sampai di rumah aku langsug mencium BH Yuli yang ia lupa bawa, yang membuat aku semakin teropsesi dengan bentuk gunung kembarnya dan dapat aku bayangkan dari bentuk BH tersebut. Sejak kejadian sore itu, lamunanku semakin berani dengan menghayalkan nikmatnya bersetubuh dengan Yuli namun kesempatan itu tak kunjung datang dan yang mengherankan lagi Yuli tidak pernah berjalan-jalan sore lagi dan hal tersebut telah berlangsung selama 1 minggu sejak kejadian itu, yang membuat aku bertanya apakah dia malu atau marah atas kejadian itu, sampai suatu hari tepatnya pada hari sabtu pagi dan pada saat itu aku libur, cuaca sangat gelap sekali dan akan turun hujan, aku semakin BT maka kebiasaan aku yang dulu mulai aku lakukan dengan menonton film porno, tapi aku sangat bosan dengan kaset tersebut.

Hujanpun turun dengan derasnya dan untuk menghilangkan rasa malas dan bosan aku melangkah menuju keteras rumah aku untuk mengambil koran pagi, tapi setibanya didepan kaca jendela aku tersentak melihat seorang anak SMA sedang berteduh, ia sangat kedinginan dikarenakan bajunya basah semuannya yang membuat seluruh punggunya terlihat termasuk tali BH yang ia kenakan. Perlahan-lahan nafsuku mulai naik dan aku perhatikan anak tersebut yang kayaknya aku kenal dan ternyata benar anak tersebut adalah Yuli, dan aku berpikir mungkin dia kehujanan saat berangkat sekolah sehingga bajunya basah semua. Kemudian aku mengatur siasat dengan kembali ke ruang tengah dan aku melihat film porno masih On, maka aku pun punya ide dengan megulang dari awal film tersebut dan akupun kembali ke ruang tamu dan membuka pintu yang membuat Yuli terkejut.

Pada saat Yuli terkejut kemudia aku bertannya pada dia “Lo Yuli ngak kesekolah nih?” dengan malu- malu Yuli menjawab “Ujan om..” aku langsung bertannya lagi “Ngak apa-apa terlambat.” “Ngak apa-apa om karena hari ini ngak ada ulangan umum lagi.” Yuli menjawab dan aku langsung bertannya “Jadi ngak apa-apa ya ngak kesekolah?”. “Ia om”, Yuli menjawab dan dalam hati aku langsung berpikir bahwa selama ini Yuli tidak pernah kelihatan karena ia belajar untuk ulangan umum, dan inilah kesempatan yang aku tunggu- tunggu dan aku langsung menawarinya untuk masuk kedalam dan tanpa malu-malu karena udah kedingin dia langsung masuk kedalam ruang tamu dan langsung duduk dan pada saat itu aku memperhatikan gunung kembarnya yang samar- samat tertutupi BH yang terlihat dari balik seragam sekolahnya yang telah basah sehingga terlihat agak transparan.

Melihat Yuli yang kedinginan, maka aku menawari dia untuk mengeringkan badannya di dalam dan dia pun setuju dan aku menunjukan sebuah kamar di ruang tengah dan aku memberi tahu dia bahwa di sana ada handuk dan baju seadannya. Dengan cepat Yuli menuju ke ruang tengah yang disana terdapat TV dan sedang aku putar film porno, hal tersebut membuat aku senang, karena Yuli telah masuk kedalam jebakanku dan berdasarkan perkiraan aku bahwa Yuli tidak akan mengganti baju tetapi akan berhenti untuk menonton film tersebut.


Setelah beberapa lama aku menunggu ternyata Yuli tidak kembali juga dan akupun menuju keruang tengah dan seperti dugaanku Yuli menonton film tersebut dengan tangan kanan di dalam roknya sambil mengocok memiawnya dan tangan kiri memegang bukit kembarnya. Aku memperhatikan dengan seksama seluruh tingkah lakunya dan perlahan-lahan aku mengambil handy cam dan merekam seluruh aktivits memegang dan mengocok memiaw dan bukit kembarnya yang ia lakukan sendiri dan rekaman ini akan aku gunakan untuk mengancamnya jika ia bertingkah.

Setelah merasa puas aku merekamnya. Aku menyimpan alat tersebut kemudian aku dekati Yuli dari belakang. Aku berbisik ketelinga Yuli, enak ya, Yuli langsung kaget dan buru- buru melepaskan tangannya dari memiaw dan bukit kembarnya, aku langsung menangkap tangannya dan berbisik lagi “Teruskan saja, aku akan membantumu.” kemudian aku duduk dibelakang Yuli dan menyuruh Yuli untuk duduk di pangkuanku yang saat itu penisku telah menegang dan aku rasa Yuli menyadari adanya benda tumpul dari balik celana yang aku kenakan.

Dengan perlahan-lahan, tanganku aku lingkarkan keatas bukit kembarnya dan ciumanku yang menggelora mencium leher putih Yuli, tangan kananku membuka kancing baju Yuli satu demi satu sampai terlihat bukit kembarnya yang masih ditutupi BH yang bentuknya sama pada saat kejadian yang sore lalu. Yuli sesekali menggelinjat pada saat aku menyentuh dan meremas bukit kembarnya namun hal tersebut belum cukup, maka aku buka sebagian kancing baju seragam yang basah yang digunakan Yuli kemudian tagan kiri aku masuk ke dalam rok Yuli dan memainkan bukit kecilnya yang telah basah dan pada saat itu rok yang ia gunakan aku naikan ke perutnya dengan paksa sehingga terlihat dengan jelas G string yang ia gunakan. Aku langsung merebahkan badannya diatas karpet sambil mencium bibir dan telinganya dengan penuh nafsu dan secara perlahan-lahan ciuman tersebut aku alihkan ke leher mulusnya dan menyusup ke kedua gunung kembarnya yang masih tertutup BH yang membuat Yuli makin terangsang dan tanpa dia sadari dari mulutnya mengeluarkan desahan yang sangat keras.

“Ahhhhh terussssssss Omm…….. terusssssss…. nikmattttttt….. ahh…. ahhhhhhhhhhh……. isap terus Om.. Ahhhh…….. mhhhhhhhh. Omm…” Setelah lama mengisap bukit kembarnya yang membuat pentil bukit kembarnya membesar dan berwarna merah muda, perlahan- lahan ciuman aku alihkan ke perutnya yang masih rata dan sangat mulus membuat Yuli tambah kenikmatan. “Ahh ugggh…. uuhh…. agh…. uhh…. aahh”, Mendengar desahan Yuli aku makin tambah bernafsu untuk mencium memiawnya, namun kegiatanku di perut Yuli belum selesai dan aku hanya menggunakan tangan kiri aku untuk memainkan memiawnya terutama klitorisnya yang kemudian dengan menggunakan ketiga jari tangan kiri aku, aku berusaha untuk memasukan kedalam memiaw Yuli, namun ketiga jari aku tersebut tidak pas dengan ukuran memiawnya sehingga aku mencoba menggunakan dua jari tetapi itupun sia-sia yang membuat aku berpikir sempit juga memiaw anak ini, tetapi setelah aku menggunakan satu jari barulah dapat masuk kedalam memiawnya, itupun dengan susah payah karena sempitnya memiaw Yuli.

Dengan perlahan-lahan kumaju mundurkan jari ku tersebut yang membuat Yuli mendesah. “Auuuuuggggkkkk…” jerit Yuli. “Ah… tekan Omm.. enaaaakkkkk…terusssss Ommm…” Sampai beberapa menit kemudia Yuli mendesah dengan panjang. “Ahh ugggh…, uuhh…, agh…, uhh…, aahh”, yang membuat Yuli terkulai lemah dan aku rasa ada cairan kental yang menyempor ke jari aku dan aku menyadari bahwa Yuli baru saja merasakan Orgasme yang sangat nikmat. Aku tarik tangan aku dari memiawnya dan aku meletakan tangan aku tersebut dihidungnya agar Yuli dapat mencium bau cairan cintannya.


Setelah beberapa saat aku melihat Yuli mulai merasa segar kembali dan kemudian aku menyuruh dia untuk mengikuti gerakan seperti yang ada di film porno yang aku putar yaitu menari striptis, namun Yuli tampak malu tetapi dia kemudian bersedia dan mulai menari layaknya penari striptis sungguhan. Perlahan-lahan Yuli menanggalkan baju yang ia kenakan dan tersisa hanyalah BH seksinya, kemudian disusul rok sekolahnya yang melingkar diperutnya sehingga hanya terlihat G string yang ia kenakan dan aku menyuruhnya menuju ke sofa dan meminta dia untuk melakukan posisi doggy, Yuli pun menurutinya dan dia pun bertumpuh dengan kedua lutut dan telapak tangannya.

BACA JUGACerita Sex Ku Dengan Gadis Perawan Gaya 69

Dengan melihat Yuli pada posisi demikian aku langsug menarik G string yang ia kenakan ke arah perutnya yang membuat belahan memiawnya yang telah basah terbentuk dari balik G string nya, dan akupun mengisap memiawnya dari balik G string nya dan perlahan-lahan aku turunkan G string nya dengan cepat sehingga G string yang Yuli kenakan berada di ke dua paha mulusnya, sehingga dengan leluasa dan penuh semangat aku menjilat, meniup, memelintir klitorisnya dengan mulut aku. “Aduh, Ommm…! Pelan-pelan dong..!” katanya sambil mendesis kesakitan Yuli menjatuhkan tubuhnya kesofa dan hanya bertumpuh dengan menggunakan kedua lututnya. Aku terus menjilati bibir memiawnya, klitorisnya, bahkan jariku kugunakan untuk membuka lubang sanggamanya dan kujilati dinding memiawnya dengan cepat yang membuat Yuli mendesah dengan panjang.

“Uhh…, aahh…, ugghh…, ooohh”. “Hmm…, aumm…, aah…, uhh…,ooohh…, ehh”. “Oooom…, uuhh…” Yuli menggeliat- geliat liar sambil memegangi pinggir sofa. “Ahhh… mhhh… Omm…” demikian desahannya. Aku terus beroperasi dimemiawnya. Lidahku semakin intensif menjilati liang kemaluan Yuli. Sekali-sekali kutusukkan jariku ke dalam memiawnya, membuat Yuli tersentak dan memiawik kecil. Kugesek-gesekkan sekali lagi jariku dengan memiawnya sambil memasukkan lidahku ke dalam lubangnya. Kugerakkan lidahku di dalam sana dengan liar, sehingga Yuli semakin tidak karuan menggeliat.
Setelah cukup puas memainkan vaginanya dengan lidahku dan aku dapat merasakan vaginanya yang teramat basah oleh lendirnya aku pun membuka BH yang dikenakan Yuli begitupun dengan G string yang masih melingkar dipahanya dan aku menyuruh di untuk duduk disofa sambil menyuruh dia membuka celana yang aku gunakan, tetapi Yuli masih malu untuk melakukannya, sehingga aku mengambil keputusan yaitu dengan menuntun tanggannya masuk ke balik celana aku dan menyuruh dia memegang penis aku yang telah menegang dari tadi.


Setelah memegang penis aku, dengan sigapnya seluruh celana aku di turunkannya tanpa malu-malu lagi oleh Yuli yang membuat penis aku yang agak besar untuk ukuran indonesia yaitu berukuran 20 cm dengan diameter 9 cm tersembul keluar yang membuat mata Yuli melotot memandang sambil memegangnya, dan aku meminta Yuli mengisap penis aku dan dengan malu-malu pula ia mengisap dan mengulum penis aku, namun penisku hanya dapat masuk sedalam 8 cm dimulut Yuli dan akupun memaksakan untuk masik lebih dalam lagi sampai menyentuh tenggorokannya dan itu membuat Yuli hampir muntah, kemudian ia mulai menjilatinya dengan pelan- pelan lalu mengulum-ngulumnya sambil mengocok-ngocoknya, dihisap- hisapnya sembari matanya menatap ke wajahku, aku sampai merem melek merasakan kenikmatan yang tiada tara itu.
Cepat-cepat tangan kananku meremas bukit kembarnya, kuremas-remas sambil ia terus mengisap-isap penisku yang telah menegang semakin menegang lagi. Kemudian aku menyuruh Yuli mengurut penisku dengan menggunakan bukit kembarnya yang masih berukuran sedang itu yang membuat bukit kembar Yuli semakin kencang dan membesar. Dan menunjukan warna yang semakin merah. Setelah puas, aku rebahkan tubuh Yuli disofa dan aku mengambil bantal sofa dan meletakan dibawan bokong Yuli (gaya konvensional) dan aku buka kedua selangkangan Yuli yang membuat memiawnya yang telah membesar dan belum ditumbuhi bulu-bulu halus itu merekah sehingga terlihat klitorisnya yang telah membesar. Batang penisku yang telah tegang dan keras, siap menyodok lubang sanggamanya.

BACA JUGA : Nikmatnya Pecahkan Perawan Gadis Kuliah 

Dalam hati aku membatin, “Ini dia saatnya… lo bakal habis,Yuli..!” mulai pelan-pelan aku memasukkan penisku ke liang surganya yang mulai basah, namun sangat sulit sekali, beberapa kali meleset, hingga dengan hati-hati aku angkat kedua kaki Yuli yang panjang itu kebahu aku, dan barulah aku bisa memasukan kepala penisn aku, dan hanya ujung penisku saja yang dapat masuk pada bagian permukaan memiaw Yuli. “Aduhhhhhh Omm.. aughhhhghhhhh… ghhh… sakit Omm…” jerit Yuli dan terlihat Yuli menggigit bibir bawahnya dan matanya terlihat berkaca-kaca karena kesakitan. Aku lalu menarik penisku kembali dan dengan hati2 aku dorong untuk mencoba memasukannya kembali namun itupun sia-sia karena masih rapatnya memiaw Yuli walaupun telah basah oleh lendirnya.

Dan setelah beberapa kali aku coba akhirnya sekali hentak maka sebagian penis aku masuk juga. Sesaat kemudian aku benar-benar telah menembus “gawang” keperawanan Yuli sambil teriring suara jeritan kecil. “Oooooohhhhgfg….. sa… kiiiit…. Sekkkallliii…. Ommmmm….”, dan aku maju mundurkan penis aku kedalam memiaw Yuli “Bless, jeb..!” jeb! jeb! “Uuh…, uh…, uh…, uuuh…”, ia mengerang. “Auuuuuggggkkkk…” jerit Yuli. “Ommm Ahh…, matt.., maatt.., .ii… aku…” Mendengar erangan tersebut aku lalu berhenti dan membiarkan memiaw Yuli terbiasa dengan benda asing yang baru saja masuk dan aku merasa penis aku di urut dan di isap oleh memiaw Yuli,namun aku tetap diam saja sambil mengisap bibir mungilnya dan membisikan “Tenang sayang nanti juga hilang sakitnya, dan kamu akan terbiasa dan merasa enakan.” Sebelum Yuli sadar dengan apa yang terjadi, aku menyodokkan kembali penisku ke dalam memiaw Yuli dengan cepat namun karena masih sempit dan dangkalnya nya memiaw Yuli maka penisku hanya dapat masuk sejauh 10 cm saja, sehingga dia berteriak kesakitan ketiga aku paksa lebih dalam lagi.


“Uhh…, aahh…, ugghh…, ooohh”. “Hmm…, aumm…, aah…, uhh…, ooohh…, ehh”. “Ooommm…,sakkkitt…… uuhh…, Ommm…,sakitttt……….. ahh”. “Sakit sekali………… Ommm…, auhh…, ohh…” “Yuli tahan ya sayang”. Untuk menambah daya nikmat aku meminta Yuli menurunkan kedua kakinya ke atas pinggulku sehingga jepitan memiawnya terhadap penisku semakin kuat.. Nyaman dan hangat sekali memiawnya..! Kukocok keluar masuk penisku tanpa ampun, sehingga setiap tarikan masuk dan tarikan keluar penisku membuat Yuli merasakan sakit pada memiawnya. Rintihan kesakitannya semakin menambah nafsuku. Setiap kali penisku bergesek dengan kehangatan alat sanggamanya membuatku merasa nikmat tidak terkatakan.

Kemudian aku meraih kedua gunung kembar yang berguncang-guncang di dadanya dan meremas-remas daging kenyal padat tersebut dengan kuat dan kencang, sehingga Yuli menjerit setinggi langit. Akupun langsung melumat bibir Yuli membut tubuh Yuli semakin menegang. “Oooom…., ooohh…, aahh…, ugghh…, aku…, au…, mau…, ah…, ahh…, ah…, ah…, uh…, uhh”, tubuh Yuli menggelinjang hebat, seluruh anggota badannya bergetar dan mengencang, mulutnya mengerang, pinggulnya naik turun dengan cepat dan tangannya menjambak rambutku dan mencakar tanganku, namun tidak kuperdulikan. Untunglah dia tidak memiliki kuku yang panjang..! Kemudian Yuli memeluk tubuhku dengan erat. Yuli telah mengalami orgasme untuk yang kesekian kalinya.

“Aaww…, ooww…, sshh…, aahh”, desahnya lagi. “Aawwuuww…, aahh…, sshh…, terus Ommm, terruuss…, oohh” “Oohh…, ooww…, ooww…, uuhh…, aahh… “, rintihnya lemas menahan nikmat ketiga hampir 18 cm penisku masuk kedalam memiawnya dan menyentuh rahimmnya. “Ahh…, ahh…, Oohh…” dan, “Crrtt…, crtr.., crt…, crtt”, air maninya keluar. “Uuhh… uuh… aduh.. aduh… aduhh.. uhh… terus.. terus.. cepat… cepat aduhhh..!” Sementara nafas saya seolah memburunya, “Ehh… ehhh… ehh..” “Uhhh… uhhh…. aduh… aduh… cepat.. cepat Ommm… aduh..!” “Hehh.. eh… eh… ehhh..” “Aachh… aku mau keluar… oohh… yes,” dan… “Creeet… creeet… creeet…” “Aaaoooww… sakit… ooohhh… yeeaah… terus… aaahhh… masukkin yang dalam Ommm ooohhh… aku mau keluar… terus… aahhh… enak benar, aku… nggak tahaaan… aaakkhhh…”

Setelah Yuli orgasme aku semakin bernafsu memompa penisku kedalam memiawnya, aku tidak menyadari lagi bahwa cewek yang aku nikmati ini masih ABG berumur 12 tahun. Yuli pun semakin lemas dan hanya pasrah memiawnya aku sodok. Sementara itu … aku dengarkan lirih … suara Yuli menahan sakit karena tekanan penisku kedalam liang memiawnya yang semakin dalam menembus rahimnya. Aku pun semakin cepat untuk mengayunkan pinggulku maju mundur demi tercapainya kepuasan. Kira-kira 10 menit aku melakukan gerakan itu.

Tiba-tiba aku merasakan denyutan yang semakin keras untuk menarik penisku lebih dalam lagi, dan.. “Terus.., Omm.., terus.. kan..! Ayo.., teruskan… sedikit lagi.., ayo..!” kudengar pintanya dengan suara yang kecil sambil mengikuti gerakan pinggulku yang semakin menjadi. Dan tidak lama kemudian badan kami berdua menegang sesaat, lalu.., “Seerr..!” terasa spermaku mencair dan keluar memenuhi memiaw Yuli, kami pun lemas dengan keringat yang semakin membasah di badan.

Aku langsung memeluk Yuli dan membisikan “Kamu hebat sayang, apa kamu puas..?” diapun tersenyum puas, kemudian aku menarik penis aku dari memiawnya sehingga sebagian cairan sperma yang aku tumpahkan di dalam memiawnya keluar bersama darah keperawanannya, yang membuat nafsuku naik kembali, dan akupun memompa memiaw Yuli kembali dan ini aku lakukan sampai sore hari dan memiaw Yuli mulai terbiasa dan telah dapat mengimbagi seluruh gerakanku dan akupun mengajarinya beberapa gaya dalam bercinta. Sambil menanyakan beberapa hal kepadanya “Kok anak SMK kaya kamu udah mengenakan G string dan BH seksi” Yuli pun menjelaskannya “bahwa ia diajar oleh kakak dan sepupunya” bahkan katanya ia memiliki daster tembus pandang (transparan). Mendengar cerita Yuli aku langsung berfikir adiknya saja udah hebat gimana kakak dan sepupunya, pasti hebat juga.


Kapan-kapan aku akan menikmatinya juga. Setelah kejadian itu saya dan Yuli sering melakukan Sex di rumah saya dan di rumahnya ketika ortu dan kakanya pergi, yang biasanya kami lakukan di ruang tamu, kamar tidur, kamar mandi, meja kerja, meja makan, dapur., halaman belakang rumah dengan berbagai macam gaya dan sampai sekarang, apabila saya udah horny tinggal telepon sama dia dan begitupun dengan dia. Yuli sekarang telah berumur 17 tahun dan masih suka dateng mengunjungi rumah saya, bahkan Yuli tidak keberatan bila aku suruh melayani temen-temen aku dan pernah sekali ia melayani empat sekaligus temen-temen aku yang membuat Yuli tidak sadarkan diri selama 12 jam, namun setelah sadar ia meminta agar dapat melayani lebih banyak lagi katanya. Yang membuat aku berpikir bahwa anak ini maniak sex, dan itu membuat aku senang karena telah ada ABG yang memuaskan aku dan temen-temen aku, dan aku akan menggunakan dia untuk dapat mendekati kakak dan sepupunyaa.

KUNJUGNI JUGA : PANDUAN GAME POKERV


Senin, 23 Maret 2020

Menghayal Jadi Kenyataan Ngeewe Dengan Tante Montok





CiumanPerawan - Aku akan memberikan gambaran sekilas tentang tanteku ini. Tingginya sekitar 170-an, lingkar dadanya sekitar 35-an, pinggulnya 33-an, aku menambahkan "an" karena aku kurang tahu pasti besar masing-masing bagian tubuhnya itu.

Kejadian itu terjadi di Denpasar Bali, tahun 1999, aku waktu itu kelas 3 SMA di salah satu SMA di Denpasar. Tapi sekarang aku kuliah di Jakarta di salah satu kampus yang tidak begitu terkenal di Jakarta. Aku memang sudah lama sekali sangat menginginkan tubuh tanteku itu, tapi butuh penantian yang lama, kira-kira sejak aku SMP. Mulailah kuceritakan isinya. Waktu itu sekitar jam 11.30 WITA, matahari benar-benar panasnya minta ampun, terus motorku endut-endutan. Wahhh! benar-benar reseh dah.

Tapi akhirnya aku sampai di kost-kostan, langsung saja aku ganti baju, terus sambil minum air Aqua, wuahhh, segar tenan rek. Lalu tiba-tiba belum kurebahkan badan untuk istirahat handphone-ku bunyi, ternyata dari tanteku, lalu kujawab,
"Halo Tan, ada apa?"
"Kamu cepet dateng ya!" ucap tanteku.
"Sekarang?" tanyaku lagi.
"La iya-ya, masa besok, cepet yah!" ujar tanteku.
Lalu aku bergegas datang ke rumah tanteku itu.


Sesampainya di sana, kulihat rumahnya kok sepi, tidak seperti biasanya (biasanya ramai sekali), lalu kugedor pintu rumah tanteku. Tiba-tiba tanteku langsung teriak dari dalam. "Masuk aja Dim!" teriak tanteku. Oh ya, namaku Dimas. Lalu aku masuk langsung ke ruang TV. Terus aku tanya,
"Tante dimana sih?" tanyaku dengan nada agak keras.
"Lagi di kamar mandi, bentar ya Dim!" sahut tanteku.
Sambil menunggu tanteku mandi aku langsung menghidupkan VCD yang ada di bawah TV, dan menonton film yang ada di situ. Tidak lama kemudian tanteku selesai mandi lalu menghampiri aku di ruang TV. Oh my god! Tanteku memakai daster tipis tapi tidak transparan sih, tapi cetakan tubuhnya itu loh, wuiiihhh! Tapi perlu pembaca ketahui di keluargaku terutama tante-tanteku kalau lagi di rumah pakaiannya seksi-seksi.

Aku lanjutkan, lalu dia menegurku.
"Sorry ya Dim, Tante lama."
"Oh, nggak papa Tante!" ujarku rada menahan birahi yang mulai naik.
"Oom kemana Tante?" tanyaku.
"Loh Oom kamu kan lagi ke Singaraja (salah satu kota di Bali)," jawab tanteku.
"Memangnya kamu nggak di kasih tau kalo di Singaraja ada orang nikah?" tanya tanteku lagi.
"Wah nggak tau Tante, Dimas sibuk sih," jawabku.
"Eh Dim, kamu nggak usah tidur di kos-an yah, temenin Tante di sini, soalnya Tante takut kalo sendiri, ya Dim?" tanya tanteku sedikit merayu.

Wow, mimpi apa aku semalam kok tanteku mengajak tidur di rumahnya, tidak biasanya, pikirku.
"Tante kok nggak ikut?" tanyaku memancing.
"Males Dim," jawab tanteku enteng.
"Ooo, ya udah, terus Dimas tidur dimana Tan?" tanyaku lagi.
"Mmm... di kamar Tante aja, biar kita bisa ngobrol sambil nonton film, di kamar Tante ada film baru tuh!" ujar tanteku.
Oh god! what a miracle it this. Gila aku tidak menyangka aku bisa tidur sekamar, satu tempat tidur lagi, pikirku.
"Oke deh!" sahutku dengan girang.

Singkat cerita, waktu sudah menunjukkan pukul enam sore.
"Dim...! Dimas...! udah mandi belum?" teriak tanteku memanggil.
"Bentar Tan!" jawabku.

Memang saat itu aku sedang membersihkan motor, melap motor adalah kebiasaanku, karena aku berprinsip kalau motor bersih terawat harga jualnya pasti tinggi. Pada saat itu pikiran kotorku dalam sekejap hilang. Setelah melap motor, aku bergegas mandi. Di kamar mandi tiba-tiba pikiran kotorku muncul lagi, aku berpikir dan mengkhayalkan kemaluan tanteku, "Gimana rasanya ya?" khayalku.

Terus aku berusaha menghilangkan lagi pikiran itu, tapi kok tidak bisa-bisa. Akhirnya aku mengambil keputusan dari pada nafsuku kupendam terus entar aku macam-macam, wah pokoknya bisa gawat. Akhirnya aku onani di kamar mandi. Pas waktu di puncak-puncaknya aku onani, tiba-tiba pintu kamar mandi ada yang mengetuk. Kontan saja aku kaget, ternyata yang masuk itu adalah tanteku. Mana pas bugil, sedang tegang lagi kemaluanku, wah gawat!

"Sibuk ya Dim?" tanya tanteku sambil senyum manja.
"Eh... mmm... so... so... sorry Tan, lupa ngunci," jawabku gugup.
Tapi sebenarnya aku bangga, bisa menunjukkan batang kemaluanku pada tanteku. Panjang batang kemaluanku pas keadaan puncak bisa mencapai 15 cm, pokoknya "international size" deh.
"Oh nggak papa, cepetan deh mandinya, terus langsung ke kamar ya, ada yang pengen Tante omongin."
"Oh my god, marah deh Tante, wah gawat nih," pikirku.
Lalu aku cepat-cepat mandi, terus berpakaian di dalam kamar mandi juga, tidak sempat deh melanjutkan onani, padahal sudah di puncak.


Setibanya di kamar tanteku, aku melihat tante memakai celana pendek, sangat pendek, ketat, pokoknya seksi sekali, terus aku bertanya,
"Ada apa Tan, kayaknya gawat banget sih?" tanyaku takut-takut sambil duduk di atas tempat tidur.
"Enggak, Tante pengen cerita, tentang Oom-mu itu lho," ujar tanteku.
"Emangnya Oom kenapa Tan?" tanyaku lagi.
Dalam hatiku sebenarnya aku sudah tahu oom itu orangnya agak lemah, jadi aku berharap tante menawarkan kemaluannya padaku. Dengan seksama aku medengarkan cerita tanteku itu.

"Sebenernya Tante nggak begitu bahagia sama Oom-mu itu, tapi dibilang nggak bahagia nggak juga, sebabnya Oom-mu itu orangnya setia, tanggung jawab, dan pengertian, yang bikin Tante ngomong bahwa Tante nggak bahagia itu adalah masalah urusan ranjang," ujar tanteku panjang lebar.
"Maksud Tante?" tanyaku lagi.
"Ya ampun, masih nggak ngerti juga, maksud Tante, Oom-mu itu kalo diajak begituan suka cepet nge-down, nah ngertikan?" tanya tanteku meyakinkan aku.
"Ooo..." ucapku pura-pura tidak mengerti.
"Mmm... Dim, mau nggak nolongin Tante?" tanya tanteku dengan nada memelas.
"Bantu apa Tan?" tanyaku lagi.
"Kan hari ini sepi, terus Oom-mu kan nggak ada, juga sekarang Tante lagi terangsang nih, mau nggak kamu main sama Tante?" tanya tanteku sembari mendekatkan tubuhnya kepadaku.

BACA JUGACerita Sex Ku Dengan Gadis Perawan Gaya 69

Gila! Ternyata benar juga yang aku khayalkan, Tanteku minta! Cihui! ups tapi jangan sampai aku terlihat nafsu juga, pikirku dalam-dalam.
"Tapi Dimas takut Tante, nanti ada yang ngeliat gimana?" ucapku polos.
"Loh...! kan kamu ngeliat sendiri, emang di sini ada siapa? kan nggak ada siapa-siapa," jawab tanteku meyakinkan.
"Ya udah deh," ujar tanteku sambil memulai dengan menempelkan tangannya ke kemaluanku yang sebenarnya sudah menegang dari tadi.
"Wow... gede juga ya! Buka dong celanamu Dim!" ujar tanteku mesra.
Lalu kubuka celanaku dengan cepat-cepat, dengan cepat pula tanteku memegang kemaluanku yang sudah over size itu. Sambil mengocok batang kemaluanku dengan tangan kirinya, tangan kanan tanteku memegang payudaranya dan mengeluarkan bunyi-bunyi yang merangsang. "Emf... ehm... mmm... gede banget kemaluanmu Dim!" ujar tanteku.

Aku tidak terlalu mendengarkan omongan tanteku, soalnya aku sudah "over" sekali. Lalu tanteku mulai menempelkan kemaluanku ke mulutnya, dan dengan seketika sudah dilumatnya batang kemaluanku itu.
"Oh God! Eh... eh... ehm... e... nak... Tante... terus Tan...!" ujarku merasakan nikmatnya kuluman tanteku itu. Tanteku lalu merebahkan tubuhku di atas ranjangnya, lalu dengan ganas ia menyedot batang kemaluanku itu, lalu ia memutar tubuhnya dan meletakkan liang kemaluannya di atas mukaku tanpa melepaskan kemaluanku dari mulutnya. Dengan sigap aku langsung menjilat liang kemaluan tanteku. Merasakan itu tanteku mengerang keenakan. "Aaah... Dim... enak... terus Dim... terus jilat...!" erang tanteku keras-keras. Mendengar itu, nafsuku makin bertambah, dengan nafsu yang menggebu jilatan ke kemaluannya kutingkatkan lagi, dan akibatnya tanteku mengalami orgasme yang dahsyat, sampai-sampai mukaku kena semprotan cairan kewanitaannya. "Oh Dimas... Tante sayang kamu... uh... ka.. ka... mu ponakan Tante paling... heee... bat... aaah," puji tanteku sambil mengerang merasakan nikmat.


Aku merasa bangga karena aku masih bertahan, lalu aku membalikkan tubuh tanteku sehingga ia terlentang. Kuangkat kedua kakinya sehingga terpampanglah liang kemaluannya berwarna pink merekah. Sebelum aku mulai menu utamanya, pertama aku melucuti pakaiannya terlebih dahulu, setelah terbuka, aku mulai memainkan mulutku di puting payudaranya, dan kemaluanku yang telah "over" tadi kuletakkan di atas perutnya sambil menggesek-gesekkannya. Perlahan aku menciumi tubuh tanteku dengan arah menurun, mulai dari puting terus ke perut lalu ke paha sampai akhirnya tiba di bibir kemaluannya. Dengan penuh nafsu aku menjilat, menyedot, sampai menggigit saking gemasnya, dan rupanya tanteku akan mengalami orgasmenya lagi. "Ooohh... Dim... Tante mau keee... luuu.. aar! Aaah...!" erang tanteku lagi sambil menjambak rambut kepalaku sehingga wajahku terbenam di kemaluannya. "Dim, udah ah, Tante nggak kuat lagi, Oom-mu mana bisa kayak gini, udah deh Dim, lansung aja tante pengen langsung ngerasain itu-mu."

Tubuhnya kutopang dengan tangan kiri, sementara tangan kiri membimbing batang kemaluanku mencari sarangnya. Melihatku kesulitan mencari liang kemaluan tanteku, akhirnya tanteku yang membimbing untuk memasukkan batang kemaluaku ke liang kemaluannya. Setelah menempel di lubangnya, perlahan kudorong masuk batang kemaluanku, dorongan itu diiringi dengan desahan tanteku. "Egghmm... terus Dim... pelan tapi terus Dim.. egghhmm...!" desahan tanteku begitu merangsang. Aku sebenarnya tidak senang dengan permainan yang perlahan. Akhirnya dengan tiba-tiba dorongan batang kemaluanku, kukeraskan sehingga tanteku teriak kesakitan. "Aaahh... Dim.. saaakitt... pelan-pelan... aargghhh..." teriak tanteku menahan sakitnya itu. Dan tidak percuma, batang kemaluanku langsung terbenam di dalam liang kehormatannya itu. Setelah itu batang kemaluanku, aku maju-mundurkan perlahan, untuk mencari kenikmatan.

Dengan gerakan perlahan itu akhirnya tanteku menikmati kembali permainan itu. "Ah... uh... terus Dim... enak sekali... itu-mu gede sekali... eggghh... lebih enak dari Oom-mu itu... terus Dim..." erang tanteku keenakan. Lalu lama-lama aku mulai mempercepat gerakan maju-mundur, dan itu mendapat reaksi yang dahsyat dari tanteku, ia juga mulai memainkan pinggulnya, hingga terasa batang kemaluanku mulai berdenyut,
"Tan... saya mauuu... kelu... arrr... nih...!"
"Di dalam aja Dimm... Tante... juugaa... mauuu keeluaaarr... aaarrgghh...!"
Akhirnya kami keluar bersama-sama, kira-kira enam kali semprotan aku mengeluarkan sperma. Aaahh... begitu nikmatnya..


Setelah itu kucabut batang kemaluanku dari liang kemaluan tanteku, terus kuberikan ke mulut tanteku untuk dibersihkan. Dengan ganas tanteku menjilati spermaku yang masih ada di kepala kemaluanku hingga bersih. Setelah itu tanteku pergi ke kamar mandi untuk membersihkan diri, dan aku tetap berada di kamar, tiduran melepas lelah. Setelah tanteku selesai membersihkan diri, ia kembali ke kamar dan segera mencium bibirku, lalu ia bilang bahwa selama oom-ku di Singaraja, aku diharuskan tinggal di rumah tanteku dan aku jelas mengiyakan. Lalu tante juga bertanya apakah keadaan kostku bebas, maka kujawab iya. Lalu tante bilang bahwa kalau misalnya oom-ku ada di rumah, terus tanteku ingin main denganku, tanteku akan mencariku ke kost, aku hanya manggut-manggut senang saja.


KUNJUGNI JUGA : PANDUAN GAME POKERV



Sabtu, 21 Maret 2020

Cerita Sex Ku Dengan Gadis Perawan Gaya 69





CiumanPerawan -  Kisah ini berawal ketika aku sering ditugaskan kantorku keluar kota untuk mengikuti training, melakukan negosiasi dan maintenance pelanggan yang umumnya adalah perusahaan asing . Oh iya, Perkenalkan nama saya Billy, 30 Tahun, berkeluarga dan tinggal di wilayah jakarta timur. Bekasi kali yah lebih tepatnya. Sebetulnya sejauh ini tidak ada yang kurang dengan keluarga dan profesiku sebagai orang marketing. Sebagai tenaga penjual dengan berbagai training yang pernah kuikuti, aku tidak pernah kekurangan teman pria ataupun wanita.

Dì mata ìstrìku aku adalah seorang suamì yang baìk, penuh perhatìan dan selalu pulang cepat ke rumah. Namun dì balìk ìtu, sebuah kebìasaan, yang entah ìnì sudah kebablasan, aku masìh suka ìseng. ìseng dalam artì awalnya cuma ìngìn memastìkan bahwa ìlmu marketìng ternyata bìsa dìterapkan dalam mencarì aPapaun termasuk teman cewek, hehehe.. Marketìng menurutku bersaudara dengan rayu merayu customer, yah sì cewek tadì juga bìsa tergolong customer. Anyway, Amel adalah orang kesekìan yang masuk perangkap ìlmu marketìng versì 02 (versì 01 adalah customer beneran).
Amel gadìs berkulìt putìh berumur 23 tahun, lulusan unìv ternama, tìnggì 167, berat 50, (buset, kapan gue ngukurnya ya). Ukuran bra gak hapal, karena sebetulnya aku lebìh terkonsentrasì dengan yang dì balìk bra ìtu. Mojang Bandung ìnì kukenal dalam sebuah traìnìng dì Puncak, Bogor. Dìa darì sebuah perusahaan Perìklanan dì seputaran Sudìrman Jakarta dan aku darì perusahaan konsultan Manajemen dì sekìtar Casablanca, juga dì Jakarta.
“Haì Amel , tadì kulìhat kamu ngantuk ya?” kataku ketìka rehat kopì sore ìtu dì sebuah traìnìng yang kuìkutì.


“ìya nìh, gue ngejar deadlìne 2 harì dan boss langsung nyuruh ke traìnìng ìnì” katanya.
“Kemarì dengan sìapa?” kataku menyelìdìk
“Sendìrì.., kenapa, elo dìantar ama bìnì ya?” Buset dah ketahuan nìh gue udah punya bìnì.
“Ah, enggak, gue sama Andre.. tuh..” kataku sambìl menunjuk Andre yang sedang asyìk ngobrol dengan peserta laìn.
“Lo sendìrì kok gak ngantuk sìh?”
“Gìmana bìsa ngantuk sebelah gue ada cewe cakep, hehehe..”
“Ah, masa? Sìapa?” Ye, pura pura dìa, pìkìrku.
“ìtu tuh, yang tadì ngantuk..”
“Ah, sìalan lo..” sambìl tangannya mencubìt lenganku. Usaì sesì yang melelahkan sore ìtu, kamì kembalì ke kamar masìng masìng.
Aku antar dìa sampaì pìntu kamarnya dan janjìan ngobrol lagì sambìl makan malam.
“Hmm..elo kok nggak bawa jaket An?” kataku ketìka dìa kulìhat agak merìngkuk kedìngìnan dì meja makan.
“ìya nìh, buru buru.. kelupaan”
“Aku masìh punya satu dì kamar, bìar aku ambìlkan”
“Oh, gak usah Billy.. toh cuma sebentar..” Tapì aku keburu pergì dan mengambìlkan baju hangatku untuknya.
“Thanks, Billy.. elo emang temen yang baìk” katanya sambìl mengenakan sweater. Aku membayangkan seandaìnya aku jadì sweater, heheheh.. Usaì makan nampaknya dìa buru buru ìngìn masuk ke kamar.
Amel  tìdak menolak ketìka aku menawarkan mengantarkannya. Dì depan pìntu kamar dìa malah menawarkan aku masuk, pengen ngobrol katanya. Alamak, pucuk dìcìnta ulam tìba. Aku pura pura lìhat jam. Masìh jam besar 20.15.
“Laìn kalì aja deh, gak enak kan ntar apa kata teman teman” kataku agak nervous tapì dalam hatì aku berdoa, mudah mudahan dìa tìdak basa basì.
“Cuek aja Billy, kìta kan ada tugas bìkìn outlìne..” Memang kebetulan aku dan Amel  satu group dengan 3 orang laìnnya, tetapì tugas ìtu sebetulnya bìsa dìkerjakan besok sìang. Akhìrnya aku masuk, duduk dì kursì.


                           -Nikmatnya Pecahkan Perawan Gadis Kuliah 

                            -Kenikmatan Ngewe Dengan Sepupu ku Sendiri 

Amel  menyetel TV lalu naìk ke ranjang dan dengan santaì duduk bersìla.
“Gìmana An, kamu udah punya gambaran tentang tugas besok?” kataku basa basì.
“Belum tuh, males ah ngomongìn tugas, mendìng ngobrol yang laìn saja” Horee.. aku bersorak, pastì dìa mau curhat nìh. Bener juga.
“Bill, gue jadì ìnget cowok gue yang perhatìan kayak elo..sama bìnì elo juga begìtu ya?”
“Yah, Amel .. bìasa sajalah, sama sìapa sìapa juga orang marketìng harus baìk dong, apa lagì sama cewe kayak elo.. hehehe..”
“Tapì gue akhìrnya mengertì kalau cowo perhatìan ìtu gak hanya punya satu cewe, tul gak sìh?”
“Tergantung dong mel, buktìnya gue punya bìnì satu, hahaha..”
“Tapì kayaknya elo juga punya cewe laìn.. ya kan?”
“Kok tau sìh?” kataku pelan.
Aku jadì ìngat Rin mahasìswì yang mìnta bantuanku menyelesaìkan skrìpsìnya dan akhìrnya bìsa tìdur dengannya. Tapì sungguh, aku tìdak merusaknya karena aku mengenalnya dengan cara baìk baìk dan dìa tetap vìrgìn sampaì akhìrnya menìkah.
“Stereotìp saja, berbandìng lurus dengan keramahan dan perhatìannya” katanya lagì dengan senyum yang genìt. “Kenapa emang An, elo lagì ada masalah dengan cowo lo yang ramah ìtu?”
“Justru ìtu Bill, gue lagì mìkìr mau putus sama dìa. Eh, sorì kok malah curhat..”
“Santaì aja An, setìap orang punya masalah dan banyak cara menghadapìnya” kataku seolah psìkolog kawakan.


“Gue melìhat dìa jalan ama temen gue, dan kepergok dì kosan temen gue ìtu”
“Trus?”
“Gue gak bìsa maafìn dìa..”
“Ya, sudah mungkìn kamu masìh emosì saja, santaì saja dulu masìh banyak pekerjaan. Toh kalau jodoh dìa pastì pulang ke pangkuanmu..” kataku.
“Kadang gue pengen balas aja, selìngkuh sama yang laìn, bìar ìmpas..”
“Hmm.. tapì ìtu kan gak menyelesaìkan?”
“Bìar puas aja..” Tìba tìba dìa menangìs.
Wah gawat nìh, pìkìrku. Aku mendekat dan berusaha membujuknya. Lalu entah bagaìmana cerìtanya aku sudah memeluknya.
“mel, jangan nangìs, entar orang orang pada dengar” Bukannya mereda, tangìsnya malah makìn keras. Kudekap dìa sehìngga tangìsnya teredam dì dadaku. Jantungku berdebar tak karuan.
Telunjukku menyeka aìr matanya. Kupandangì wajahnya. Bodoh amat nìh cowoknya, cewe cakep begìnì kok dìsìa sìakan pìkìrku. Dan tanpa sadar aku mencìum pìpìnya, dìa melìhatku dengan mata sayu lalu tìba tìba Amel membalas dengan kecupan dì bìbìr. Wah, sepertì keìngìnan gue nìh, pìkìrku dalam hatì.
Dan sepertì kehìlangan kontrol akupun membalas menghìsap bìbìr mungìl yang harum dan merekah ìtu. Amel  membalas tìdak kalah hotnya. Napasnya terengah engah tanda napsunya mulaì naìk. Dengan lembut kutìdurkan dìa. Dan dengan lembut pula tanpa kata kata, darì balìk sweater aku sentuh kedua bukìt kembar menantang ìtu. Amel  mendesìs desìs.
“Terus Bill, perhatìan elo bìkìn gue jadì wanìta..”
“Tenang sayang, wanìta sepertì kamu memang pantas dìperhatìkan.. hmm?” Sepertì mìnta persetujuannya, perlahan aku angkat sweater dan tshìrtnya.
Sekarang kedua bukìt kembarnya terbuka. Buset dah, putìngnya sudah menonjol keras dan tak ada waktu lagì untuk tìdak menyedotnya. Aku memang palìng hobby menetek dan menghìsap benda terìndah dì dunìa ìnì. Amel terus mendesìs desìs. Tangannya juga sudah menggenggam senjataku yang mulaì mengeras.
“Uh.. ahh.. uh..”
“Amel .. tubuhmu ìndah sekalì..” Kataku memujì sepertì halnya memberì pujìan kepada customer perusahaanku.
“Ayo, Bill.. jangan dìlìhat saja, aku rela kamu apakah saja..”
“ìya, sayang..” kataku, sambìl tanganku merogoh bagìan depan celana jìnnya.
Tangannya membantu membuka retsìletìng dan dengan cepat Amel  sudah terlìhat dengan CD warna kremnya. Hmm, seksì sekalì anak ìnì, pìkìrku. Hmm..darì balìk CD-nya terlìhat bulu bulu halus dan hìtam legam. Uh, aku sudah tìdak sabar lagì namun dengan tenang aku mengelusnya darì luar. Amel  menggelìjang, matanya terlìhat saya menahan gejolak. Perlahan kuturunkan CD-nya. Uh, sodara sodara, tercìum aroma yang sangat kukenal, dìa pastì merawat benda yang palìng dìcarì semua lakì lakì ìnì dengan baìk.
“Amel .. boleh aku cìum?” bìsìkku pelan.
Amel  mengangguk lemah dan tersenyum. Perlahan Amel  merenggangkan kedua kakìnya. Pasrah. Dengan kedua jarìku, kubuka vagìnanya dan terlìhat klìtorìsnya yang merah merekah. Basah. Sungguh ìndah dan harum. Kujulurkan lìdahku dì sekìtar pahanya sebelum mencapaì klìtorìsnya. Amel  mendesìs desìs dan mulaì meracau dan terlìhat seksì sekalì.
“Ayo, Bill.. jangan buat gue tersìksa.. terus ke tengah sayang..” Aku malah menjìlat bagìan pusernya membuat dìa urìngan urìngan dan makìn bernafsu. Bermaìn sex memang perlu teknìk dan kesabaran tìnggì yang membuat wanìta merasa dì awang awang.
“Bill.. gìla lo, ke bawah sayang.. please..”
“Hmm.. ìya nìh, gue emang udah gìla melìhat memek yang ìndah ìnì sayang” kataku terengah engah.
Akhìrnya lìdahku hìnggap dì labìa mayoranya. Kusìbak dengan lembut rìmbunan hutan yang sudah becek ìtu. Kuhurìp caìran yang meleleh dì sela selanya. Kelentìtnya kuhìsap sepertì menghìsap permen karet. Akìbatnya pantatnya terangkat tìnggì dan Amel dan kupandangì, lalu kusedot lagì. Amel  berterìak terìak nìkmat. Aku jadì kuatìr kalau suaranya sampaì keluar. Kupìndahkan bìbìrku ke bìbìrnya.


“Tenang sayang, perang baru dìmulaì..” Kataku berbìsìk.
ìa mengangguk dan perlahan aku putar posìsì menjadì 69. Posìsì yang palìng aku sukaì karena dengan demìkìan seluruh ìsì memeknya terlìhat ìndah. Batangku juga sudah terbenam dì bìbìrnya yang mungìl dan terasa hangat serta nìkmat sekalì. Kutahan agar aku tìdak meletus duluan.
“Punya kamu enak Bill..” Pujìnya layaknya memujì Customer.
“ìya, sayang punya kamu lebìh enak dan baguss sekalì..” kataku terengah engah.
“Uh, becek sayang..” Aku lanjutkan menjìlat seluruh permukaan memeknya darì bawah.
Uh, benar pemìrsa, sìapa tahan melìhat barang bagus dan cantìk ìnì. Yang luar bìasa, aku yakìn dìa masìh perawan. Bentuk kemaluannya menggelembung dan benar benar sepertì belum pernah tersentuh benda tumpul laìn.
“Amel .. kamu masìh perawan sayang..”
“ìya, Bill.. gue belum pernah..”
“ìya, kamu harus jaga sampaì kamu menìkah..”
“Gue gak tahan Bill, cepetan sayang..” Sungguh, meskì banyak kesempatan aku belum pernah berpìkìr memerawanì cewek baìk sepertì Amel  Ã¬nì, kecualì ìstrìku.
Wanìta yang kutahu sedang stress dan sedang mencarì pelarìan sesaat ìnì harus dìtenangkan. Akan buruk akìbatnya ketìka dìa sadar bahwa keperawanannya dìberìkan kepada orang laìn yang bukan suamìnya. Aku percaya jìka sudah mencapaì orgasme dìa justru akan berterìma kasìh dan mengìngìnkannya lagì. Kembalì kujelajahì kemaluannya. Cepat cepat aku jìlat berulang ulang klìtorìsnya.
Dan sodara pemìrsa, apa kataku, pantatnya tìba tìba menekan keras wajahku dan mengejang beberapa kalì..lalu mengendur.
“Uuhh.. gue nyampe Bill.. aahh.. uhh.. uhh..” Masìh dalam posìsì 69, Amel  terdìam sesaat, kulìhat kemaluannya masìh merekah merah.
Perlahan ìa mulaì bangkìt dan mngecup bìbìrku.
“Sorry sayang, gue duluan..”
“No problem Amel .. kamu merasa mendìngan?” ìa mengangguk, memelukku dan mencìum bìbìrku.
“Terìma kasìh Bill, elo emang hebat..”
“ìya nìh, Ann, gue mìnta maaf jadì telanjur begìnì..”
“Gak Papa kok, gue juga senang..” Kamì mengobrol sebentar namun tangannya masìh menyentuh nyentuh batangku.
ìa mengambìlkanku mìnuman dan menyorongkan gelas ke bìbìrku. Ketìka tegukan terakhìr habìs, bìbìrku perlahan mengulum bìbìrnya. Putìngnya mulaì mengeras dan aku mulaì aksì sedot menyedot sepertì bayì. Amel  kembalì menggelìjang.
Aku bìsìkkan perlahan,
“Amel .. gue pengen menggendong kamu sayang”.
“Hmm..mulaì nakal ya..” katanya dan merentangkan tangannya.
Aku peluk dan angkat dìa lalu kusenderkan ke dìndìng dekat meja rìas. Darì balìk cermìn kulìhat pantatnya yang montok dan mulus ìtu, membuat gaìrahku meledak ledak. Dengan posìsì berdìrì, tubuhnya sungguh seksì. Aku perhatìkan darì atas ke bawah, sungguh proporsìonal tubuhnya. Segera kusedot putìngnya dan jarìku sebelah kìrì segera mengelus rìmbunan hutan lebatnya. B
asah, hmm..dìa mulaì naìk lagì. Klentìtnya kupìlìn pìlìn pelan dan Amel  mendesìs sepertì ular. Makìng love sambìl berdìrì adalah posìsì favorìtku selaìn 69. Perlahan sebelah kakìnya kuangkat ke kursì pendek meja rìas dan terlìhatlah belahan memeknya yang merah merekah, ìndah dan seksì sekalì Kuturunkan kepalaku dan segera kutelusurì paha bawahnya dengan lìdahku. Darì bawah aku lìhat wajahnya mendongak ke atas menahankan nìkmat. Sungguh saat ìtu Amel  kelìhatan sangat seksì. Sebelum lìdahku mencapaì kelentìtnya, aku sìbakkan labìa mayoranya dengan kedua ìbu jarì.
Hmm.. sungguh harum.
“Cepat Bill.. gue udah gak tahan.. jìlat sayang.. jìlat..” Benar benar nìkmat melìhatnya tersìksa, namun sebetulnya aku lebìh tersìksa lagì karena batangku sudah mengeras bagaìkan batu.
Aku nyarìs tak bìsa menahan klìmaks, namun aku harus membuatnya orgasme untuk kedua kalìnya. Benar saja, begìtu lìdahku menyedot klìtorìsnya, Amel  langsung mengejang dan berterìak pertanda orgasme. Kusedot habìs caìrannya. Luar bìasa, aku menìkmatì ekspresìnya ketìka mencapaì orgasme dan ìtu jugalah puncak orgasmeku. Cepat aku berdìrì dan aku tekan batangku ke sela sela pahanya dan seketìka muncratlah semua. crott.. crott..! Wuahh..
“Oh Bill, kìta keluar bersamaan sayang..”
“ìya, enak banget mel.. elo membuat gue gìla..”
“Sama.., gue berterìma kasìh elo menjaga gue..”
“Gue sayang kamu mel..”


Tak selamanya seks harus membobol gawang. Setelah kejadìan ìtu Amel  makìn ketagìhan.
Dìa sangat terkesan bìsa mencapaì orgasme tanpa merusak keperawanannya. Dìa juga menyukaì posìsì 69 dan posìsì berdìrì yang bìsa mìrìp 69. Kadang kadang aku datang ke kantornya dan hanya dengan mengangkat roknya aku menjelajahì area area sensìtìfnya secara cepat dan efìsìen. Dan pada saat yang sama aku juga mencapaì orgasme. Masìh ada Rin dan Melin yang ketagìhan sepertì Amel . Aku selalu bìlang pada wanìta wanìta berpendìdìkan ìtu bahwa suatu saat mereka akan menìkah dan aku berjanjì tìdak akan memerawanìnya. Cukuplah 69!

KUNJUNGI JUGA : PANDUAN GAME POKERV


Jumat, 20 Maret 2020

Cersex Dengan Wanita Cantik Anak Tetangga Ku




Kisah ini bercerita tentang gw dan seorang anak tetangga gw yang lebih kecil dari gw, sebut saja namanya Sella, dia berusia 3 tahun lebih muda daripada gw, ketika itu gw baru lulus sma dan dia kelas 1 SMA, Sella sangatlah cantik untuk ukuran anak seusianya, bibirnya yang sensual, kulitnya yang putih bersih, rambut panjang bergelombang, dan tentu saja dadanya sangat padat dan berisi.

Pada suatu sore, gw sedang online dengan menggunakan komputer kesayangan gw, tiba-tiba ada seseorang yang mengetuk pagar rumah gw dan mengucapkan salam, ternyata pak Ven tetangga gw, dia meminta tolong intallin ulang OS laptopnya sama gw yang notabenenya dewa IT di lingkungan gw. Tanpa banyak omong, gw pergi kerumah dia. Dirumahnya sedang ada 2 orang anaknya yaitu Andi dan Sella, Andi sedang bermain PS dikamarnya dan Sella menonton televisi diruang keluarga,

Andi adalah ade kelas gw disekolah, tapi gw kurang akrab dengannya. Sedangkan Sella adalah anak bungsu pak Ven, dia masih SMA tapi perawakannya ngga kalah dengan teman teman satu angkatan gw. Dari dulu dia selalu jadi target bacol gw dikamar mandi. Hampir 2 jam gw install ulang laptop pak Ven, sekaligus memasukkan program-program penting yang akan dia gunakan. Selama hampir 2 jam itu pula lah gw mesti nahan sange diruang keluarga pak Ven karena ngeliat Sella duduk di sofa dengan kaki terangkat ke meja dan hanya mengenakan hotpants dan tanktop yang super sexy. Mungkin karena bosan menonton televisi, Sella pindah duduk ke sofa didepan gw, dia mulai ngajak ngobrol gw.
“masih lama ya mas?”..


“ngga kok dikit lagi, tinggal install winamp doang.” Gw membalas.
“oohh, soalnya Sella mau make laptopnya, ada tugas sekolah yang mesti dikerjain.”
“lah, malem minggu masih aja ngerjain tugas sekolah, jalan-jalan dong sel, emang cowonya Sella kemana ngga ngajak jalan?” gw nyoba bercandain dia.
“ah gw ga punya cowo mas, baru putus. Makanya males kemana mana.” Sella menjawab.
“masa sih? Biasanya pada ngantri, hahaha, yaudah gw selesaiin dulu ya!”
Lalu gw pun kembali berkonsentrasi pada laptop pak Ven. Akhirnya setengah jam kemudian selesai juga, dan gw persilahkan Sella buat make laptop itu, sedangkan gw diajak makan oleh pak Ven. Setelah makan gw ngobrol-ngobrol dengan pak Ven,

 ternyata malam itu dia akan berangkat dinas ke luar kota, sedangkan istrinya sedang rapat perusahaan di bogor, sehingga harus menginap di rumah orang tuanya. Gw pun Cuma cengar-cengir aja denger cerita dia soal pusingnya mikirin proyek. Ngga beberapa lama setelah itu Sella masuk ke ruang makan.
“mas, itu kok internetnya ngga bisa nyala?”
“hah? Masa? Coba sini gw liat.” Gw pun segera menuju ke ruang keluarga.
“yah ini sih emang koneksinya aja lagi down, namanya juga modem CDMA.” Gw menerangkan kepada Sella.

BACA JUGA : Melepas Perjaka Dengan Rita Kesayanganku 

“yaahh, terus gimana dong mas, gw besok mau jalan, mesti ngerjain tugasnya sekarang.”
“hmmm, gimana ya? Kalo gini sih paling lo kerjain di warnet, atau kalo mau dirumah gw.”
“yaudah gw kerumah lo deh mas.”
Sella pun menghampiri ayahnya buat minta izin kerumah gw. Dengan santai pak Ven mengizinkan Sella kerumah gw. Maklumlah pak Ven dan gw udah sangat dekat, dia percaya sama gw. Lalu gw dan Sella pun langsung menuju rumah gw. Malam ini rumah gw sepi, soalnya semuanya lagi pada ke luar kota buat mengikuti acara nikahan paman gw, Sella gw ajak masuk kamar gw, soalnya komputer gw ada di kamar gw.



Disaat Sella mengerjakan tugasnya, gw tiduran di kasur double bed gw. Setengah mampus nahan sange ngelihat perawakan tubuh Sella didepan gw. Sekarang pun pakaiannya tetep bikin kontol gw keras banget. Dia tetep pake hotpants tapi sekarang pake sebuah baju bali yang longgar dilapisi hoddie berzipper yang ngga dikancingin. Satu setengah jam gw nungguin dia ngerjain tugasnya sambil dengerin lagu dari ipod. Setelah selesai, gw ajak dia makan.
“Sel, lo belom makan kan? Makan dulu yuk!”
“ngga ah mas, masih kenyang gw. Eh iya, gw boleh nginep disini ngga?”
“ah gila lo, ntar om Ven ngomelin gw lagi.” Padahal sebenarnya gw makin sange denger omongan dia.
“ngga apa-apa mas, males gw dirumah, Cuma ada bang Andi  sama si mbak, ayah paling udah jalan dinas. bete gw!”
“yaudah tapi ngga apa-apa kan?” gw memastikan daripada kena semprot pak Ven.
“iya mas ngga apa-apa, emm, ngapain kek mas biar asik nih, bosen gw.”
Gw pun duduk di depan komputer, awalnya gw mau nyalain MP3 gw, tapi tiba-tiba terbersit niat kotor gw, akhirnya gw buka koleksi bokep gw.
“mas apaan tuh? Wah gila lo malah nonton begituan.” Sella protes ke gw.
“lah kan kata lo tadi mau yang seru, ini seru banget malah, yaudah deh kalo ngga mau gw matiin.”
“yah jangan dulu mas, pengen liat gw, penasaran.”




3 menit nonton bokep jepang, muka Sella semakin mirip dengan pemeran wanitanya, terlihat dia sange berat. Gw pun terus memandangi dia mencari momentum yang tepat agar bisa ngerasain memeknya, ngga beberapa lama dia menaikan kaki ke bangku dan melipatnya didepan dadanya. Gw mulai mencoba memegang pahanya dan mengelus-elus, rasa takut kepada pak ven lenyap semua, yang penting gw bisa ngerasain memek bacol gw hari ini. Terus gw elus-elus paha Sella dan mulai menjalar ke pinggulnya, dia masih ngga peduli sama tangan gw dan serius menonton adegan bokep tersebut.

Hingga ketika gw memegang pinggangnya dia menurunkan kakinya dan menatap gw, tanpa berkata dia memejamkan matanya dan buka sedikit bibirnya, ngga pake basa-basi gw cium bibirnya dengan ganas, dia pun membalas dengan binalnya, ternyata dia udah biasa ciuman. ‘karbitan juga ya” pikir gw dalam hati. Gilanya dia main sangat binal, lidah gw dipagut, air liurnya menetes kemulut gw, dan napasnya sangat memburu.

Puas ngehajar bibirnya, gw mulai turun ke lehernya, dengan napas yang masih memburu dia mendekatkan bangkunya ke dekat bangku gw, kepala gw diremasnya. Jilatan gw pun turun ke dadanya, dengan mudahnya baju bali dia yang longgar dapat gw buka, OMG ternyata dia ngga pake BH, wah binal juga ini anak. Langsung aja gw hajar payudaranya yang telah berukuran sekitar 34B, kiri kanan gw isep dan main mainin. Puas dengan payudaranya, gw pindah posisi, dari yang tadi duduk di bangku sekarang gw berlutut menghadap dia, gw mulai ngejilatin perutnya hingga bagian atas selangkangannya, muka Sella sange berat, gw pun terus nahan-nahan hingga dia yang meminta untuk gw jilatin vaginanya. Ngga berapa lama, dia berkata.
“mas, bukain aja celana gw, udah ngga tahan mas.”



Tanpa banyak cingcong gw buka celana dia, sekarang terhampar G-string merah muda didepan gw. anjir karbitan abis ini anak SMP. Langsung dengan semangat 45 gw isap vaginanya yang udah super becek. Dia terus melenguh kencang, gw isap clitorisnya dengan perlahan lahan. Ngga beberapa lama, akhirnya dia orgasme. Lalu gw angkat dia ke kasur gw dan gw terlentangkan, gw buka semua baju gw. posisi dia gw bikin duduk bersandar di kepala tempat tidur gw, dan gw berlutut dengan penis yang tepat dimuka dia.“shel, gantian dong.”
Dia mulai isep kontol gw, gw mengajari perlahan-lahan, sepertinya dia masih perawan. Masih belom terbiasa menghisap penis, 5 menit kemudian dia sudah cukup mahir dan gw merasakan kenikmatan di BJ oleh bacol idaman gw. Sebelum orgasme, gw tarik keluar kontol gw dari mulutnya, takutnya kalo dikeluarin didalam dia jijik dan ilfeel, ge mengubuah posisi gw hingga kontol gw tepat berada didepan memeknya, tanpa membuang waktu, gw berusaha penetrasi ke memek yang masih sempit, kemerahan dan tanpa jembut itu. Dia berkata, “mas, pelan-pelan, gw takut sakit.” Wah anjir lampu ijo banget, mulailah gw memasukan ujung penis gw kedalam vagina dia, dia menahan sakit, kembali gw coba ulangi hingga sekitar 10 menit, pada akhirnya masuk juga semua kontol gw, dia terlihat kesakitan dan mengeluarkan air mata, gw tahan kontol gw dalam memeknya. Setelah terlihat agak baikkan gw mulai keluar masukkan kontol gw dengan gaya missionary, aaahhh enak banget seperti dipijat, tetesan darah merah keluar dari vaginanya.
Duapuluh menit bersenggama dengan dia, gw mengubah posisi, sekarang kita main dengan gaya doggie, penetrasi gw pun makin maksimal bikin dia kelojotan, erangan dan desahan Sella makin menjadi.
“ahh, mmm aaa sss, ttteeerrruu ssssss massss.” Desahan Sella makin bikin gw sange
“shel, coba lo diatas deh.”
Akhirnya gw mencoba WOT tanpa mengeluarkan penis gw dari memek Sella, dia memduduki selangkangan gw, mukanya yang sangat eksotis itu bikin nafsu gw membara, dia mulai maju mundur. Ngga beberapa lama akhirnya dia mengalami orgasme kedua, badannya kejang dan lemas dia tiduran diatas dada gw, kontol gw merasakan cairan hangat mengalir mengikuti alur urat di kontol gw. Akhirnya gw kembali ngegenjot dia, sepuluh menit kemudian akhirnya gw orgasme didalam memeknya, sangat banyak sperma gw keluar, hingga mengalir keluar memeknya. Setelah puas, gw tarik keluar kontol gw, gw melihat sisa sisa sperma dan darah keperawanannya, gw dan Sella pun terlelap tidur di kamar gw.


Keesokan paginya Sella pulang setelah sarapan, dia membisikkan terima kasih setelah mencium gw, setelah malam itu pun kami jadi sering melakukan hubungan sex, mau di mobil, hotel, rumah Sella, rumah gw, bahkan di sekolah Sella. Kami pun terus menjadi TTMan sampai gw lulus kuliah sekarang.



Rabu, 11 Maret 2020

Melepas Perjaka Dengan Rita Kesayanganku





Namaku adalah Adi (bukan nama yang sebenarnya), dan aku kuliah di salah satu universitas swasta di Bandung, Aku berasal dari luar daerah dan aku tinggal di kost. Aku pun termasuk orang yang berada, serta sangat menjalankan keagamaan yang kuat. Apalagi untuk mencoba narkoba atau segala macam, tidak deh.

Kejadian ini bermula pada waktu kira-kira 5 bulan yang lalu. Tepatnya hari itu hari Rabu kira-kira jam 13:30, aku sendiri bingung hari itu beda sekali, karena hari itu terlihat mendung tapi tidak hujan-hujan. Teman satu kostan-ku mengatakan kepadaku bahwa nanti temanya anak SMU akan datang ke kost ini, kebetulan temanku itu anak sekolahan juga dan hanya dia yang anak SMU di kost tersebut.

Setelah lama menunggu akhirnya orang yang ditunggu datang juga, kemudian temanku langsung mengajaknya ke tempat kamarku yang berada di lantai atas. Akhirnya aku dikenali sama perempuan tersebut, sebut saja namanya Rita. Lama-lama kami ngobrol akhirnya baru aku sadari bahwahari menjelang sore. Kami bertiga bersama dengan temanku nonton TV yang ada di kamarku. Lama-lama kemudian temanku pamitan mau pergi ke tempat temannya, katanya sih ada tugas.

BACA JUGA : Kenikmatan Ngewe Gadis Cantik

Akhirnya singkat cerita kami berdua di tinggal berdua dengan Rita. Aku memang tergolong cowok yang keren, Tinggi 170 cm, dengan berat badan 55 kg, rambut gelombang tampang yang benar-benar cute, kata teman-teman sih. Rita hanya menatapku tanpa berkedip, akhirnya dia memberanikan diri untuk menggelitikku dan aku tidak tahu darimana dia mengetahui kelemahanku yang sangatvital itu kontan saja aku langsung kaget dan balik membalas serangan Rita yang terus menerus menggelitikiku. Lama kami bercanda-canda dan sambil tertawa, dan kemudian diam sejenak seperti ada yang lewat kami saling berpandang, kemudian tanpa kusadari Rita mencium bibirku dan aku hanya diam kaget bercampur bingung.
.

Akhirnya dilepaskannya lagi ciumannya yang ada di bibirku, aku pun heran kenapa sih nih anak? pikirku dalam hati. Rita pun kembali tidur-tiduran di kasur dan sambil menatapku dengan mata yang uih… entah aku tidak tahu mata itu seolah-olah ingin menerkamku. Akhirnya dia melumat kembali bibirku dan kali ini kubalas lumatan bibirnya dengan hisapan-hisapan kecil di bibir bawah dan atasnya. Lama kami berciuman dan terus tanpa kusadari pintu kamar belum tertutup, Rita pun memintaku agar menutup pintu kamarku, entah angin apa aku hanya nurut saja tanpa banyak protes untuk membantah kata-katanya.

Setelah aku menutup pintu kamar kost-ku Rita langsung memelukku dari belakang dan mencumbuku habis-habisan. Kemudian kurebahkan Rita di kasur dan kami saling berciuman mesra, aku memberanikan diri untuk menyentuh buah dadanya Rita yang kira-kira berukuran berapa ya…? 34 kali, aku tidak tahu jelas tapi sepertinya begitu deh, karena baru kali ini aku menuruni BH cewek. Dia mengenakan tengtop dan memakai sweater kecil berwarna hitam. Aku menurunkan tengtop-nya tanpa membuka kutangnya. Kulihat buah dada tersebut… uih sepertinya empuk benar, biasanya aku paling-paling lihat di BF dan sekarang itu benar-benar terjadi di depan mataku saat ini.

Tanpa pikir panjang, kusedot saja buah dada Rita yang kanan dan yang kirinya aku pelintir-pelintir seperti mencari gelombang radio. Rita hanya mendesah, “Aaahhh… aaahhh… uuhhh…”Aku tidak menghiraukan gelagat Rita yang sepertinya benar-benar sedang bernafsu tinggi. Kemudian aku pun kepingin membuka tali BH tengtop-nya. Kusuruh Rita untuk jongkok dan kemudian baru aku melihat ke belakang Rita, untuk mencari resliting kutangnya. Akhirnya ketemu juga dan gundukan payudara tersebut lebih mencuat lagi karena Rita yang baru duduk di bangku SMU kelas 2 dengan paras yang aduhai sehingga pergumulan ini bisa terjadi. Dengan rakusnya kembali kulumat dada Rita yang tampak kembali mengeras, perlahan-lahan ciumanku pun turun ke bawah ke perut Rita dan aku melihat celana hitam Rita yang belum terbuka dan dia hanya telanjang dada.


Aku memberanikan diri untuk menurunkan celana panjang Rita, dan Rita pun membantu dengan mengangkat kedua pinggulnya. Rita pun tertawa dan berkata, “Hayo tidak bisa dibuka, soalnya Rita mempunyai celana pendek yang berwarna hitam satu lagi…” ejek Rita sambil tersenyum girang.Aku pun dengan cueknya menurunkanya kembali celana tersebut, dan kali ini barulah kelihatan celana dalam yang berwarna cream dan dipinggir-pinggirnya seperti ada motif bunga-bunga, aku pun menurunkanya kembali celana dalam milik Rita dan tampaklah kali ini Rita dalam keadaanbugil tanpa mengenakan apapun. Barulah aku melihat pemandangan yang benar-benar terjadi karena selama ini aku hanya berani berilusi dan nonton tidak pernah berbuat yang sebenarnya.
Baca Juga : Empat Lawan Tiga di Dalam Ruang Gelap
Aku pandangi dengan seksama kemaluan Rita dengan seksama yang sudah ditumbuhi bebuluan yang kira-kira panjangnya hanya 2 cm tapi sedikit, ingin rasanya mencium dan mengetahui aroma kemaluan Rita. Aku pun mencoba mencium perut Rita dan pusarnya perlahan tapi pasti, ketika hampir mengenai sasaran kemaluannya Rita pun menghindari dan mengatakan, “Jangan dicium memeknya akh.. geliii…” Rita mengatakan sambil menutup rapat kedua selangkangannya.
Yah, mau bagaimana lagi, langsung saja kutindih Rita, kucium-cium sambil tangan kiriku memegang kemaluan Rita dan berusaha memasukkanya ke dalam selangkangan Rita. Eh, Rita berontak iiihhh… ge.. li..” ujar Rita. Tahu-tahu Rita mendorong badanku dan terbaliklah keadaan sekarang, aku yang tadinya berada di atas kini berubah dan berganti aku yang berada di bawah, kuat sekali dorongan perempuan yang berbobot kira-kira 45 kg dengan tinggi 160 cm ini, pikirku dalam hati. “Eh… buka dong bajunya! masak sih Rita doang yang bugil Adinya tidak…?” ujar Rita sambil mencopotkanbaju kaos yang kukenakan dan aku lagi-lagi hanya diam dan menuruti apa yang Rita inginkan.

Setelah membuka baju kaosku, tangan kanan Rita masuk ke dalam celana pendekku dan bibirnya sambil melumat bibirku. Gila pikirku dalam hati, nih cewek kayaknya sdah berpengalaman dan dia lebih berpengalaman dariku. Perlahan-lahan Rita mulai menurunkan celana pendekku dan muncullah kemaluanku yang besarnya minta ampun (kira-kira 22 cm). Dan Rita berdecak kagum dengan kejantananku, tanpa basa-basi Rita memegangnya dan membimbingnya untuk masuk ke dalam liang senggama miliknya Rita, langsung saja kutepis dan tidak jadi barang tersebut masuk ke lubang kemaluan Rita. “Eh, jangan dong kalau buat yang satu ini, soalnya gue belum pernah ngelakuinnya…” ujarku polos. “Ngapain kita udah bugil gini kalau kita tidak ngapa-ngapain, mendingan tadi kita tidak usah buka pakaian segala,” ujar Rita dengan nada tinggi.


Akhirnya aku diam dan aku hanya menempelkan kemaluanku di permukaan kemaluan Rita tanpa memasukkanya. “Begini aja ya…?” ujarku dengan nada polos. Rita hanya mengangguk dan begitu terasanya kemaluanku bergesek di bibir kemaluan Rita tanpa dimasukkan ke dalam lubang vaginanya milik Rita, aku hanya memegang kedua buah pantat Rita yang montok dan secara sembunyi-sembunyiaku menyentuh bibir kemaluan Rita, lama kami hanya bergesekan dan tanpa kusadari akhirnya kemaluanku masuk di dalam kemaluan Rita dan Rita terus-terusan menggoyang pantatnya naik-turun.Aku kaget dan bercampur dengan ketakutan yang luar bisa, karena keperawanan dalam hal ML yang aku jaga selama ini akhirnya hilang gara-gara anak SMU. Padahal sebelum-sebelumnya sudah ada yang mau menawari juga dan dia masih perawan lebih cantik lagi aku tolak dan sekarang hanya dengan anak SMU perjakaku hilang.

Lama aku berpikir dan sedangkan Rita hanya naik-turun menggoyangkan pentatnya semenjak aku melamun tadi, mungkin dia tersenyum puas melihat apa yang baru dia lakukan terhadapku. Yach, kepalang tanggung sudah masuk, lagi nasi sudah jadi bubur akhirnya kugenjot juga pantatku naik-turun secara berlawanan dengan yang dilakukan Rita, dan bunyilah suara yang memecahkan keheningan, “Cplok.. cplok… cplok…” Rita mendesah kenikmatan karena kocokanku yang kuat dilubang vaginanya. Lama kami berada di posisi tersebut, yaitu aku di bawah dan dia di atas.akhirnya aku mencoba mendesak Rita agar dia mau mengganti posisi, tapi dorongan tangannya yang kuat membatalkan niatku, tapi masa sih aku kalah sama cewek, pikirku. Kudorong ia dengan sekuat tenagaku dan akhirnya kami berada di posisi duduk dan kemaluanku tetap berdiri kokoh tanpa dilepas. Rita tanpa diperintah menggerakkan sendiri pantatnya, dan memang enak yah gituan, pikirku dalam hati. Tapi sayang tidak perawan.

Akhirnya kudorong lagi Rita agar dia tiduran telentang dan aku ingin sekali melihat kemaluanku yang besar membelah selangkangan kemaluan Rita, makanya aku sambil memegang batang kemaluanku menempelkannya di lubang kemaluan Rita dan “Bless…” amblaslah semuanya. Kutekan dengan semangat “45″ tentunya karena nasi sudah hancur. Kepalang tanggung biarlah kuterima dosa ini, pikirku. Dengan ganasnya dan cepat kuhentakkan kemaluanku keras-keras di lubang kemaluan Rita dan kembali bunyi itu menerawang di ruangan tersebut karena ternyata lubang kemaluan Rita telah banjir dengan air pelumasnya disana, aku tidak tahu pasti apakah itu spermanyaRita, apakah hanya pelumasnya saja? dan Rita berkata,


“Loe.. udah keluar ya…?” ujarnya.
“Sembarangan gue belom keluar dari tadi..?” ujarku dengan nada ketus.
Karena kupikir dia mengejekku karena mentang-mentang aku baru pertama kali beginian seenaknya saja dia menyangka aku keluar duluan. Akhirnya lama aku mencumbui Rita dan aku ingin segera mencapai puncaknya.

Dengan cepat kukeluarkan kemaluanku dari lubang kemaluannya dan kukeluarkan spermaku yang ada diperutnya Rita, karena aku takut kalau aku keluarkan di dalam vaginanya aku pikir dia akan hamil,kan berabe. Aku baru sekali gituan sama orang yang yang tidak perawan malah disuruh tanggung jawab lagi. Gimana kuliahku! Rita tersenyum dengan puas atas kemenangannya menggodaku untuk berbuat tidak senonoh terhadapnya. Huu, dasar nasib, dan semenjak saat itu aku sudah mulai menghilangkan kebiasaaan burukku yaitu onani, dan aku tidak mau lagi mengulang perbuatan tersebut karena sebenarnya aku hanya mau menyerahkannya untuk istriku seorang. Aku baru berusia 21 tahun saat ini. Aku nantikan keritik dan saran dengan apa yang terjadi denganku saat inidan itu membuatku shock.